Tempat Berbagi Ilmu

Makalah Psikologi Pendidikan “ PROSES KOGNITIF KOMPLEKS ” “ PENDEKATAN KOGNITIF KOMPLEKS ”


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Siswa dapat berpikir tentang hal-hal yang konkret, seperti liburan ke pantai atau cara menang dalam permainan video game, atau apabila mreka sudah di usia sekolah menengah, mereka bisa berfikir tentang hal-hal yang lebih abstrak, seperti makna kebebasan atau identitas. Mereka dapat berpikir tentang masa lalu (seperti apa yang terjadi pada mereka bulan lalu), dan masa depan (seperti apa kehidupan mereka nanti di tahun 2020). Mereka dapat memikirkan realitas (seperti bgaimana ujian besok dengan lebih baik) dan rantasi (seperti apa rasanya menjadi seorang artis, atau tokoh politik seperti Jusuf Kalla atau naik pesawat luar angkasa  ke Mars, dll)
Kemampuan berpikir merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir seseorang dapat dikembangkan melalui belajar, bertanya terus pada diri sendiri, memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun bagi orang lain. Kemampuan berpikir ini dimungkinkan untuk berkembang karena manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu terus berkembang. Berarti keterampilan berpikir setiap orang akan selalu berkembang dan dapat dipelajari. Depdiknas (2003) menegaskan salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Berarti hal ini menunjukkan bahwa seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.
Seorang guru  harus mengenalkan kiat dan strategi membelajarkan siswa sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Pemahaman konseptual mengajar dapat membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam pembelajaran. Selain mengeksplorasi banyak aspek pemikiran kita juga berlatih bagaimana guru dapat membimbing siswa untuk terlibat dalam proses-proses kognitif kompleks lainnya, memahami konsep, memecahkan masalah, dan mentransfer apa yang dipelajari untuk pengaturan lainnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian konsep?
2.      Apakah pengertian berpikir?
3.      Apakah jenis-jenis pemikiran?
4.      Bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah?
5.      Apakah transfer dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami arti dari konsep.
2.      Mengetahui dan memahami arti dari berpikir.
3.      Mengetahui dan memahami jenis-jenis pemikiran.
4.      Mengetahui dan memhami cara dari langkah-langkah pemecahan masalah.
5.      Mengetahui dan memahami arti transfer dalam pembelajaraniii




BAB 2
PEMBAHASAN

A.     Pemahaman Konseptual
            Pemahaman konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu murid memahami konsep utama dalam suatu objek.,bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah
1.      Apa itu konsep?
      Konsep adalah elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi. Bayangkan sebuah dunia dimana kita tak punya konsep, apabila kita tidak punya konsep, kita akan kesulitan merumuskan masalah yang sepele dan bahkan tak bisa memecahkan masalahnya.  Misalnya konsep buku. Jika murid tidak mengetahui bahwa buku adalah lembaran-lembaran kertas dengan ukuran yang sama, disatukan atau dijilid, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan-urutan yang mengandung arti, maka setiap kali murid menjumpai buku baru dia harus mencari tau apa buku itu. Karenanya, konsep membuat kita tak perlu “mengulang-ulang pencarian arti” setiap kali kita menemukan informasi baru.
      Menurut Barsalao,  beberapa konsep relatif sederhana, jelas, dan konkrit. Sedangkan ada konsep lain yang lebih kompleks, membingungkan dan abstrak. Konsep sederhana lebih mudah disepakati. Misalnya, kebanyakan orang sepakat pada makna “bayi”. Tetapi, kita agak sulit untuk sepakat apa yang dimaksud dengan “muda” atau “tua” . Kita lebih mudah sepakat bahwa sesuatu disebut apel daripada buah .
2.      Mempelajari ciri-ciri konsep
Aspek penting dari pembentukan atau formasi konsep adalah mempelajari ciri utamanya, atributnya, atau karakteristiknya. Ini adalah elemen pendefinisi suatu konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari konsep lain . Misalnya, dalam konsep buku ciri utamanya adalah lembaran kertas, dijilid menjadi satu, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan yang mengandung arti. Karakteristik lain seperti warna, panjang dan ukuran bukanlah ciri utama yang mendefinisikan konsep buku.
3.      Mendefinisikan konsep dan memberikan contoh
            Satu aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefinisikan secara jelas dan memberi contoh yang cermat. Strategi contoh-aturan adalah salah satu cara yang efektif.
Strategi ini terdiri dari 4 langkah :
a.       Mendefinisikan konsep. Sebagai bagian dari pendefinisian konsep, hubungkan konsep dengan konsep superordinat dan sebutkan ciri utamanya. Konsep superordinat adalah kelompok yang lebih besar dimana konsep tersebut bisa masuk kedalamnya. Misalnya dinosaurus, kita dapat mengelompokkannya ke dalam reptil
1
b.      Jelaskan istilah dalam definisi konsep. Pastikan bahwa ciri utamanya bisa dipahami dengan baik. Seperti dinosaurus , penting bagi kita untuk mengetahui apa itu reptil.  Hewan vertebrata yang biasanya bertelur dan bersisik atau bertanduk dan bernapas dengan paru-paru
c.       Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya. Seperti contoh dinosaurus tadi. Kita dapat memberi contoh reptile lainnya seperti ular, buaya dan kura-kura. Memberi penjelasan dan contoh dari suatu konsep adalah strategi yang baik untuk mengajarkan pembentukan konsep. Diperlukan banyak contoh jika anda mengajarkan konsep yang kompleks dan saat anda mengajar murid yang kurang cerdas
d.      Memberi contoh tambahan. Suruh murid untuk melakukan kategorisasi, menjelaskan kategorinya atau suruh mereka membuat contoh konsep sendiri. Mereka juga bisa diminta untuk memikirkan contoh hewan yang bukan termasuk dinosaurus seperti anjing, kucing dan ikan paus

B.     Berpikir

           Berpikir adalah mengelola dan mentransformasikan informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk suatu konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.

1.      Penalaran
            Penalaran adalah pemikiran logis yang menggunakan logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan.
·         Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Misalnya, saat murid dikelas sastra hanya membaca beberapa puisi Chairil Anwar, dan diminta menarik kesimpulan tentang sifat umum dari puisinya, maka dia diminta menggunakan penalaraf induktif. Saat murid ditanya apakah konsep yang dipelajari dikelas matematika berlaku untuk bidang lain seperti bisnis dan sains, sekali lagi dia harus menggunakan penalaran induktif .
·         Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah penalaran dari umum ke spesifik. Misalnya saat para psikolog menggunakan teori dan intuisi untuk membuat prediksi, kemudian mengevaluasi prediksi ini dengan menggunakan observasi lanjutan, maka mereka sedang menggunakan penalaran deduktif.

2.      Pemikiran Kritis
            Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif dan melibatkan evaluasi bukti. Ada beberapa yang dapat digunakan seorang guru untuk memasukkan pemikiran kritis dalam pengajaran mereka : 
1.      Jangan hanya tanyakan tentang apa yang terjadi, tetapi tanyakan juga “bagaimana” dan “mengapa”
2.      Kaji dugaan “fakta” untuk mengetahui apakah ada bukti yang mendukungnya
3.      Berdebatlah secara rasional, bukan emosional
4.      Akui bahwa terkadang ada lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik
5.      Bandingkan berbagai jawaban untuk suatu pertanyaan dan nilailah mana yang benar-benar jawaban terbaik
6.      Evaluasi dan kalau mungkin tanyakan apa yang dikatakan orang lain bukan sekedar menerima begitu aja jawaban sebagai kebenaran
7.      Ajukan pertanyaan dan pikirkan diluar apa yang sudah kita tahu untuk menciptakan ide baru dan informasi baru
Daniel Perkins dan Sarah Tishman bekerja sama dengan para guru untuk memasukkan pelajaran pemikiran kritis dikelas. Berikut ini beberapa keterampilan perkembangan murid :
·         Berpikiran terbuka
Ajak murid untuk menghindari pemikiran sempit dan dorong mereka untuk mengeksplorasi opsi-opsi. Misalnya , saat mengajar sastra Indonesia, guru bisa meminta kepada murid untuk meneliti pendapat pakar yang berbeda-beda tentang novel karya Chairil Anwar
·         Rasa ingin tahu intelektual
Dorong murid untuk bertanya, merenungkan, menyelidiki dan meneliti. Misalnya dalam pelajaran sejarah murid diajak membaca pendapat orang lain selain Amerika tentang sejarah Amerika , misalnya pendapat orang inggris terhadap amerika
·         Perencanaan dan strategi
Bekerja samalah dengan murid dalam menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah dan menciptakana hasil. Misalnya ajak murid dalam menemukan cara terbaik memenangkan pertandingan basket
·         Kehati-hatian intelektual  
Dorong murid untuk mengecek ketidakakuratan dan kesalahan, bersikap cermat dan teratur. Mislanya saat murid menulis makalah, mereka mempelajari struktur isi dan mengecek fakta yang mereka masukan

3.      Pembuatan Keputusan  
            Pembuatan keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut. Dalam sebuah riset pembuatan keputusan, investigator mempelajari cara orang mempertimbangkan biaya dan manfaat dari berbagai hasil keputusan. Mereka menemukan bahwa orang memilih hasil dengan nilai yang diharapkan tertinggi. Misalnya, dalam memilih universitas, seorang anak SMA mungkin mendaftar plus-minus dari berbagai universitas (yang berhubungan dengan beberapa faktor seperti biaya, mutu pendidikan, kehidupan sosial, dan lain sebagainya), kemudian membuat keputusan berdasarkan bagaimana universitas itu memenuhi kriteria yang dipilihnya.
            Dalam banyak kasus, strategi pembuatan keputusan diadaptasikan agar sesuai dengan beragam masalah. Akan tetapi, kita cenderung membuat sejumlah kesalahan dalam pemikiran kita. Kesalahan yang biasa terjadi dapat dipengaruhi oleh :
Ø  Bias Konfirmasi  
Bias Konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari dan menggunakan informasi yang lebih mendukung ide kita ketimbang yang bertentangan dengan ide kita. Jadi, dalam membuat keputusan, seseorang mungkin sudah punya keyakinan bahwa cara tertentu akan berhasil. Dia menguji beberapa cara dan menemukan bahwa cara itu berhasil dalam beberapa waktu. Dia menyimpulkan bahwa cara ini sudah benar dan tidak meneliti lebih jauh fakta bahwa dalam kebanyakan kasus, cara itu tidak berhasil
Ø  Kekerasan Keyakinan
Kekerasan keyakinan adalah tendensi untuk mempertahankan keyakinan dihadapan bukti yang bertentangan. Orang kesulitan meninggalkan satu idea tau strategi setelah mereka menganutnya. Misalnya Madonna, kita sulit percaya dia akan menjadi seorang ibu karena kita sudah terlalu percaya bahwa Madonna adalah penyanyi cewek yang liar dan suka hura-hura
Ø  Bias Kepercayaan Diri Berlebihan
Bias kepercayaan diri berlebihan adalah kecenderungan untuk lebih percaya diri dalam menilai dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan atau pengalaman masa lalu. Orang sering kali terlalu percaya pada penilaian mereka sendiri ketimbang mempertimbangkan prediksi yang didasarkan pada pengukuran yang objektif secara statistik.
Ø  Bias Hindsight
Bias hindsight adalah tendensi kita untuk memalsukan laporan, setelah fakta terjadi, bahwa kita pernah memprediksi secara akurat suatu kejadian, misalnya pada pertandingan sebuah sepak bola, seseorang akan memprediksi timnya akan maju ke babak selanjutnya. Setelah beberapa tim lainnya gagal maju ke babak selanjutnya, banyak dari orang berkata “Kan sudah kubilang timmu tidak akan maju ke babak selanjutnya” .
Ø  Ketersediaan Heuristik
Suatu heuristik adalah kaidah praktis yang dapat menunjukan suatu solusi masalah tapi tidak bisa dipastikan keberhasilannya. Sebuah heuristik yang dapat menghasilkan pemikiran cacat disebut ketersediaan heuristik . Misalnya, apakah mungkin kita akan berpikir akan menjadi korban kejahatan? Rasa takut pada kejahatan cenderung meningkat ketika media masa memberitakan pembunuhan secara besar-besaran. Karena akses informasi ini, kita mungkin akan menganggap bahwa kejahatan merajalela dimana-mana. Media mempengaruhi kesalahan prediksi ini karena media memberi kita informasi yang hidup tentang berita pembunuhan, serangan teroris atau wabah

Ø  Keterwakilan Heuristik
Yaitu kita kadang membuat keputusan yang salah karena berdasarkan pada seberapa baik sesuatu itu cocok dengan prototype yakni contoh paling umum, bukan berdasarkan pada relevansinya pada situasi tertentu. Misalnya  ada ciri-ciri dari seseorang yaitu ahli kayu, ahli motor, penggemar ular, pernah ditangkap polisi dan ahli gulat. Berapa besar kemungkinan orang tersebut adalah lelaki ? sebagian besar deskripsi itu cocok dengan pria ketimbang wanita.

4.      Pemikiran Kreatif

Apa itu Kreativitas ?
            Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Menurut  J.P Guilford ada dua pemikiran, yaitu Pemikiran Konvergen, yang menghasilkan satu jawaban benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional, dan Pemikiran Divergen, yang menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan merupakan karakteristik dari kreativitas
            Salah satu tujuan penting pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami kreativitas murid antara lain :
·         Mengembangkan Brainstorming
Brainstorming adalah teknik dimana orang-orang dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan dan mengatakan apa saja yang ada dipikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu.
·         Menyediakan lingkungan yang memicu kreaitivitas
Seorang guru yang mendorong kreativitas sering kali mengandalkan pada rasa ingin tahu anak. Guru memberi latihan dan aktivitas yang memicu murid untuk mencari solusi problem.
·         Jangan terlalu mengatur murid
Jika anak diberi tahu aktivitas apa yang harus mereka lakukan, kemudian membiarkan murid memilih sendiri kesenangannya dan anda mendukung kecenderungan mereka, maka anda tidak akan menghancurkan rasa ingin tahu alamiah mereka . Apabila anak terus-menerus diawasi, semangat kreatif dan petualangan mereka akan punah
·         Mendorong motivasi internal
Motivasi  murid kreatif adalah kepuasan karena berhasil menciptakan suatu karya. Saat anak telah mencapai keberhasilannya dalam menciptakan karya kita bisa memberinya hadiah sebagai penghargaan yang dapat meningkatkan motivasi dari si anak
·         Mendorong pemikiran yang fleksibel dan main-main
Kreativitas membutuhkan usaha, usaha tersebut akan lebih lancar jika murid melakukannya dengan santai. Humor dapat melancarkan kreativitas. Ketika murid bercanda, mereka lebih mungkin memikirkan solusi yang aneh untuk suatu masalah bermain-main dapat membantu menghilangkan tekanan yang menghambat gagasannya
·         Memperkenalkan anak dengan orang-orang kreatif
Penting bagi anak mengenal orang-orang kretif seperti pelukis, penyair, dll. Lakukan hal paling sesderhana yaitu ceritakan bagaimana tokoh-tokoh kreatif tersebut.

C.    Pemecahan Problem
Pemecahan problem adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya membuat proyek untuk pekan raya, menulis makalah, mengajak komunitas agar lebih sadar lingkungan
1.      Langkah-langkah dalam Pemecahan Problem

1.      Mencari dan memahami problem
Sebelum sebuah problem dapat dipecahkan, ia harus dikenali dahulu . Misalnya seseorang mengikuti perkumpulan yang bertemu seminggu sekali. Tiba-tiba klub itu memutuskan untuk bertemu di lokasi baru yang jauh dari lingkungannya dan pertemuan seminggu dua kali. Orang tersebut merasa ini suatu problem., tetapi bagaimana dia harus memahaminya untuk mencari solusi? Apakah problemnya adalah bagaimana cara sampai ke lokasi pertemuan dengan lebih cepat ? ataukah bagamana membujuk ketua kelompok untuk mengubah lokasi atau waktu pertemuan ? ataukah memikirkan kembali  apakah pertemuan hari itu  tidak mengganggu kegiatannya yang lain ?
2.      Menyusun strategi pemecahan problem yang baik
Setelah menemukan problem dan mendefinisikannya secara jelas , mereka perlu menyusun strategi untuk memecahkannya. Diantara strategi yang efektif adalah menentukan subtujuan, menggunakan algoritma, yaitu strategi yang menjamin solusi atas satu persoalan  dan mengandalkan heuristik
3.      Mengeksplorasi solusi
Setelah kita menganggap kita telah memecahkan suatu masalah, kita mungkin tidak tau apakah solusi kita efektif atau tidak, kecuali kita mengevaluasinya.
4.      Memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu
Langkah terakhir dalam pemecahan problem adalah terus memikirkan kembali dan mendefinisikan problem dan solusi . orang yang pandai dalam memecahkan masalah biasanya termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya .

2.      Rintangan dalam memecahkan problem
ü  Fiksasi
Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat solusi dari sudut pandang baru yang segar. Orang mudah terpaku pada satu strategi tertentu untuk memecahkan masalah.
ü  Kekurangan motivasi dan persistensi
Jika seseorang sudah sangat terampil dalam memecahkan masalah, orang tersebut akan sulit melakukannya jika tidak punya motivasi untuk menggunakan kemampuannya  itu .
ü  Kontrol emosional yang tidak memadai
Pada saat orang sangat termotivasi , pemecah masalah yang baik dapat mengontrol emosinya dan berkonsentrasi pada solusi problem. Terlalu cemas atau takut bisa membatasi kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah.

D.    Transfer
            Transfer terjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi baru . Misalnya seorang murid belajar konsep matematika dan kemudian menggunakan konsep ini dalam memecahkan soal sains, maka dia telah melakukan transfer
            TIPE-TIPE TRANSFER
a.       Transfer Dekat, terjadi ketika keadaan sama . Contohnya ketika seseorang belajar mengetik di mesin ketik kemudian menggunakan kemampuannya untuk mengetik keyboard di komputer. Contoh lain seperti belajar sepeda dan motor
7
b.      Transfer Jauh, transfer pembelajaran ke situasi yang sangat berbeda dari situasi pembelajaran sebelumnya. Contohnya   apabila murid mendapat tugas paruh waktu di perusahaan arsitektur dan mengaplikasikan apa yang dipelajarinya pelajaran geometri disekolah untuk membantu arsitek menganalisis problem, maka disini terjadi transfer jauh
c.       Transfer Jalur Rendah, terjadi ketika pengetahuan sebelumnya secara otomatis, dan biasanya secara tak sadar, ditransfer ke situasi lain . Misalnya ketika seseorang membaca dan menemui kalimat baru dalam bahasa ibu, mereka bisa membacanya secara otomatis
d.      Transfer Jalur Tinggi, transfer yang dilakukan dengan banyak usaha dan secara sadar. Misalnya seorang murid belajar tentang menetukan tujuan perantara (Subgoaling) dikelas matematika. Beberapa bulan kemudian murid tersebut memikirkan bagaimana subgoaling bisa membantunya menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang panjang di pelajaran sejarah, maka ini adalah transfer jarak jauh . Salomon dan Perkins (1989) membagi transfer jalur tinggi menjadi dua , yaitu :
-          Transfer menjangkau kedepan, terjadi ketika murid memikirkan tentang cara mereka mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari pada situasi baru
-          Transfer Menjangkau kebelakang, terjadi ketika murid melihat kesituasi sebelumnya untuk mencari informasi yang akan membantu mereka memecahkan masalah dalam konteks baru














BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pemahaman terhadap konsep merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemahaman konsep harus diajarkan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian siswa dapat mendefinisikan obyek yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan pemahaman konsep yang dibangunnya sendiri. Siswa diharapkan tidak hanya dapat menghafalkan sesuatu obyek berdasarkan pengetahuan yang sudah terpola, tetapi siswa juga mampu mendeskripsikan obyek dengan penalarannya sendiri.

Dalam hal membantu siswa untuk memahami konsep suatu obyek, guru juga harus mampu membantu mengajarkan kepada siswa agar dapat menjadi pemikir yang baik. Sebab dengan proses berpikir yang baik, siswa dapat membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Antara pemahaman konseptual, proses berpikir, pemecahan masalah, dan transfer merupakan empat tahapan dalam proses kognitif kompleks yang saling berhubungan satu sama lain. Tidak dibenarkan jika salah satu tahapan dari proses kognitif kompleks dilewatkan begitu saja. Semua harus diajarkan secara kompleks agar siswa dapat dapat lebih baik dalam memecahkan masalahnya sendiri.











Daftar Pustaka
Santrock, John W. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Nulangi, Tommy Mbenu. 2015.  Makalah Proses Kognisi Kompleks. Diambil dari :             http://floresview.blogspot.com/2015/10/makalah-proses-kognitif-kompleks.html?m=1
Tag : Psikologi
0 Komentar untuk "Makalah Psikologi Pendidikan “ PROSES KOGNITIF KOMPLEKS ” “ PENDEKATAN KOGNITIF KOMPLEKS ”"

Back To Top