BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan
mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk
konsep, bernalar dan berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan
memecahkan masalah. Siswa dapat berpikir tentang hal-hal yang konkret, seperti
liburan ke pantai atau cara menang dalam permainan video game, atau apabila
mreka sudah di usia sekolah menengah, mereka bisa berfikir tentang hal-hal yang
lebih abstrak, seperti makna kebebasan atau identitas. Mereka dapat berpikir
tentang masa lalu (seperti apa yang terjadi pada mereka bulan lalu), dan masa
depan (seperti apa kehidupan mereka nanti di tahun 2020). Mereka dapat
memikirkan realitas (seperti bgaimana ujian besok dengan lebih baik) dan
rantasi (seperti apa rasanya menjadi seorang artis, atau tokoh politik seperti
Jusuf Kalla atau naik pesawat luar angkasa ke Mars, dll)
Kemampuan berpikir merupakan faktor penting dalam proses
pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir seseorang dapat dikembangkan melalui
belajar, bertanya terus pada diri sendiri, memiliki keinginan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan memanfaatkan sesuatu yang ada di
sekitar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun bagi
orang lain. Kemampuan berpikir ini dimungkinkan untuk berkembang karena manusia
memiliki rasa ingin tahu yang selalu terus berkembang. Berarti keterampilan
berpikir setiap orang akan selalu berkembang dan dapat dipelajari. Depdiknas
(2003) menegaskan salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Berarti
hal ini menunjukkan bahwa seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya
antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya
memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.
Seorang guru
harus mengenalkan kiat dan strategi membelajarkan siswa sehingga tujuan
yang diharapkan tercapai. Pemahaman konseptual mengajar dapat membantu siswa
memahami konsep-konsep utama dalam pembelajaran. Selain mengeksplorasi banyak
aspek pemikiran kita juga berlatih bagaimana guru dapat membimbing siswa untuk
terlibat dalam proses-proses kognitif kompleks lainnya, memahami konsep,
memecahkan masalah, dan mentransfer apa yang dipelajari untuk pengaturan
lainnya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian konsep?
2.
Apakah
pengertian berpikir?
3.
Apakah
jenis-jenis pemikiran?
4.
Bagaimana
langkah-langkah pemecahan masalah?
5.
Apakah
transfer dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
dan memahami arti dari konsep.
2.
Mengetahui
dan memahami arti dari berpikir.
3.
Mengetahui
dan memahami jenis-jenis pemikiran.
4.
Mengetahui
dan memhami cara dari langkah-langkah pemecahan masalah.
5.
Mengetahui
dan memahami arti transfer dalam pembelajaraniii
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Pemahaman Konseptual
Pemahaman
konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang
penting adalah membantu murid memahami konsep utama dalam suatu objek.,bukan
sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah
1.
Apa
itu konsep?
Konsep adalah
elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.
Bayangkan sebuah dunia dimana kita tak punya konsep, apabila kita tidak punya
konsep, kita akan kesulitan merumuskan masalah yang sepele dan bahkan tak bisa
memecahkan masalahnya. Misalnya konsep
buku. Jika murid
tidak mengetahui bahwa buku adalah lembaran-lembaran kertas dengan ukuran yang
sama, disatukan atau dijilid, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam
urutan-urutan yang mengandung arti, maka setiap kali murid menjumpai buku baru
dia harus mencari tau apa buku itu. Karenanya, konsep membuat kita tak perlu
“mengulang-ulang pencarian arti” setiap kali kita menemukan informasi baru.
Menurut
Barsalao, beberapa konsep relatif
sederhana, jelas, dan konkrit.
Sedangkan ada konsep lain yang lebih kompleks, membingungkan dan abstrak. Konsep sederhana lebih
mudah disepakati. Misalnya, kebanyakan orang sepakat pada makna “bayi”. Tetapi,
kita agak sulit untuk sepakat apa yang dimaksud dengan “muda” atau “tua” . Kita
lebih mudah sepakat bahwa sesuatu disebut apel daripada buah .
2.
Mempelajari
ciri-ciri konsep
Aspek penting dari pembentukan atau
formasi konsep adalah mempelajari ciri utamanya,
atributnya, atau karakteristiknya.
Ini adalah elemen pendefinisi suatu konsep, dimensi
yang membuatnya berbeda dari konsep lain . Misalnya, dalam konsep buku ciri
utamanya adalah lembaran kertas, dijilid menjadi satu, dan berisi huruf cetak
dan gambar dalam urutan yang mengandung arti. Karakteristik lain seperti warna, panjang
dan ukuran bukanlah ciri utama yang mendefinisikan konsep buku.
3.
Mendefinisikan
konsep dan memberikan contoh
Satu
aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefinisikan secara jelas dan
memberi contoh yang cermat. Strategi
contoh-aturan adalah salah satu cara yang
efektif.
Strategi ini terdiri dari 4 langkah :
a. Mendefinisikan konsep. Sebagai
bagian dari pendefinisian konsep, hubungkan konsep dengan konsep superordinat
dan sebutkan ciri utamanya. Konsep superordinat adalah kelompok yang lebih
besar dimana konsep tersebut bisa masuk kedalamnya. Misalnya dinosaurus, kita
dapat mengelompokkannya ke dalam reptil
1
b. Jelaskan istilah dalam
definisi konsep. Pastikan bahwa ciri utamanya bisa
dipahami dengan baik. Seperti dinosaurus , penting bagi kita untuk mengetahui
apa itu reptil. Hewan
vertebrata yang biasanya bertelur dan bersisik atau bertanduk dan bernapas
dengan paru-paru
c. Beri contoh untuk
mengilustrasikan ciri utamanya. Seperti contoh
dinosaurus tadi. Kita dapat memberi contoh reptile lainnya seperti ular, buaya
dan kura-kura. Memberi penjelasan dan contoh dari suatu konsep adalah strategi
yang baik untuk mengajarkan pembentukan konsep. Diperlukan banyak contoh jika
anda mengajarkan konsep yang kompleks dan saat anda mengajar murid yang kurang
cerdas
d. Memberi contoh tambahan.
Suruh murid untuk melakukan kategorisasi, menjelaskan kategorinya atau suruh
mereka membuat contoh konsep sendiri. Mereka juga bisa diminta untuk memikirkan
contoh hewan yang bukan termasuk dinosaurus seperti anjing, kucing dan ikan
paus
B.
Berpikir
Berpikir
adalah mengelola dan mentransformasikan informasi dalam memori. Ini sering
dilakukan untuk membentuk suatu konsep, bernalar dan berpikir secara kritis,
membuat keputusan, berpikir
kreatif, dan memecahkan masalah.
1.
Penalaran
Penalaran
adalah pemikiran logis yang menggunakan logika induksi dan deduksi untuk
menghasilkan kesimpulan.
·
Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Misalnya, saat murid
dikelas sastra hanya membaca beberapa puisi Chairil Anwar, dan diminta menarik
kesimpulan tentang sifat umum dari puisinya, maka dia diminta menggunakan
penalaraf induktif. Saat murid ditanya apakah konsep yang dipelajari dikelas matematika berlaku
untuk bidang lain seperti bisnis dan sains, sekali lagi dia harus menggunakan
penalaran induktif .
·
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif adalah penalaran dari umum ke spesifik. Misalnya saat para psikolog
menggunakan teori dan intuisi untuk
membuat prediksi, kemudian mengevaluasi prediksi ini dengan menggunakan
observasi lanjutan, maka mereka sedang menggunakan penalaran deduktif.
2.
Pemikiran
Kritis
Pemikiran kritis adalah pemikiran
reflektif dan produktif dan melibatkan evaluasi bukti. Ada beberapa yang dapat
digunakan seorang guru untuk memasukkan
pemikiran kritis dalam pengajaran mereka :
1. Jangan
hanya tanyakan tentang apa yang terjadi, tetapi tanyakan juga “bagaimana” dan
“mengapa”
2. Kaji
dugaan “fakta” untuk mengetahui apakah ada bukti yang mendukungnya
3. Berdebatlah
secara rasional, bukan emosional
4. Akui
bahwa terkadang ada lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik
5. Bandingkan
berbagai jawaban untuk suatu pertanyaan dan nilailah mana yang benar-benar
jawaban terbaik
6. Evaluasi
dan kalau mungkin tanyakan apa yang dikatakan orang lain bukan sekedar menerima
begitu aja jawaban sebagai kebenaran
7. Ajukan
pertanyaan dan pikirkan diluar apa yang sudah kita tahu untuk menciptakan ide baru dan
informasi baru
Daniel
Perkins dan Sarah Tishman bekerja sama dengan para guru untuk memasukkan
pelajaran pemikiran kritis dikelas. Berikut ini beberapa keterampilan
perkembangan murid :
·
Berpikiran
terbuka
Ajak
murid untuk menghindari pemikiran sempit dan dorong mereka untuk mengeksplorasi
opsi-opsi. Misalnya , saat mengajar sastra Indonesia, guru bisa meminta kepada
murid untuk meneliti pendapat pakar yang berbeda-beda tentang novel karya
Chairil Anwar
·
Rasa
ingin tahu intelektual
Dorong
murid untuk bertanya, merenungkan, menyelidiki dan meneliti. Misalnya
dalam pelajaran sejarah murid diajak membaca pendapat orang lain selain Amerika
tentang sejarah Amerika , misalnya pendapat orang inggris terhadap amerika
·
Perencanaan
dan strategi
Bekerja
samalah dengan murid dalam menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah dan
menciptakana hasil. Misalnya ajak murid dalam menemukan cara terbaik
memenangkan pertandingan basket
·
Kehati-hatian
intelektual
Dorong
murid untuk mengecek ketidakakuratan dan kesalahan, bersikap cermat dan
teratur. Mislanya saat murid menulis makalah, mereka mempelajari struktur isi
dan mengecek fakta yang mereka masukan
3.
Pembuatan
Keputusan
Pembuatan keputusan adalah pemikiran
dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari
sekian banyak pilihan tersebut. Dalam sebuah riset pembuatan keputusan,
investigator mempelajari cara orang mempertimbangkan biaya dan manfaat dari
berbagai hasil keputusan. Mereka menemukan bahwa orang memilih hasil dengan
nilai yang diharapkan tertinggi. Misalnya, dalam memilih universitas, seorang
anak SMA mungkin mendaftar plus-minus dari berbagai universitas (yang
berhubungan dengan beberapa faktor seperti biaya, mutu pendidikan, kehidupan
sosial, dan lain sebagainya), kemudian membuat keputusan berdasarkan bagaimana
universitas itu memenuhi kriteria
yang dipilihnya.
Dalam banyak kasus, strategi
pembuatan keputusan diadaptasikan agar sesuai dengan beragam masalah. Akan
tetapi, kita cenderung membuat sejumlah kesalahan dalam pemikiran kita.
Kesalahan yang biasa terjadi dapat dipengaruhi oleh :
Ø Bias Konfirmasi
Bias
Konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari dan menggunakan informasi yang
lebih mendukung ide kita ketimbang yang bertentangan dengan ide kita. Jadi,
dalam membuat keputusan, seseorang mungkin sudah punya keyakinan bahwa cara
tertentu akan berhasil. Dia menguji beberapa cara dan menemukan bahwa cara itu
berhasil dalam beberapa waktu. Dia menyimpulkan bahwa cara ini sudah benar dan
tidak meneliti lebih jauh fakta bahwa dalam kebanyakan kasus, cara itu tidak
berhasil
Ø Kekerasan Keyakinan
Kekerasan
keyakinan adalah tendensi untuk mempertahankan keyakinan dihadapan bukti yang bertentangan. Orang
kesulitan meninggalkan satu idea tau strategi setelah mereka menganutnya.
Misalnya Madonna, kita
sulit percaya dia akan menjadi seorang ibu karena kita sudah terlalu percaya
bahwa Madonna adalah penyanyi cewek yang liar dan suka hura-hura
Ø Bias Kepercayaan Diri
Berlebihan
Bias
kepercayaan diri berlebihan adalah kecenderungan untuk lebih percaya diri dalam
menilai dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan atau pengalaman masa
lalu. Orang sering kali terlalu percaya pada penilaian mereka sendiri ketimbang
mempertimbangkan prediksi yang didasarkan pada pengukuran yang objektif secara
statistik.
Ø Bias Hindsight
Bias
hindsight adalah tendensi kita untuk memalsukan laporan, setelah fakta terjadi, bahwa kita pernah memprediksi
secara akurat suatu kejadian,
misalnya pada pertandingan sebuah sepak bola, seseorang akan memprediksi timnya
akan maju ke babak selanjutnya. Setelah beberapa tim lainnya gagal maju ke
babak selanjutnya, banyak dari orang berkata “Kan sudah kubilang timmu tidak
akan maju ke babak selanjutnya” .
Ø Ketersediaan Heuristik
Suatu
heuristik adalah kaidah praktis yang dapat menunjukan suatu solusi masalah tapi
tidak bisa dipastikan keberhasilannya. Sebuah heuristik yang dapat
menghasilkan pemikiran cacat disebut ketersediaan
heuristik . Misalnya, apakah mungkin kita akan berpikir akan menjadi korban
kejahatan? Rasa takut pada kejahatan cenderung meningkat ketika media masa
memberitakan pembunuhan secara besar-besaran. Karena akses informasi ini, kita
mungkin akan menganggap bahwa kejahatan merajalela dimana-mana. Media mempengaruhi
kesalahan prediksi ini karena media memberi kita informasi yang hidup tentang
berita pembunuhan, serangan teroris atau wabah
Ø Keterwakilan Heuristik
Yaitu
kita kadang membuat keputusan yang salah karena berdasarkan pada seberapa baik
sesuatu itu cocok dengan prototype yakni contoh paling umum, bukan berdasarkan
pada relevansinya pada situasi tertentu. Misalnya ada ciri-ciri dari seseorang yaitu ahli kayu,
ahli motor, penggemar ular, pernah ditangkap polisi dan ahli gulat. Berapa besar kemungkinan
orang tersebut adalah lelaki ? sebagian besar deskripsi itu cocok dengan pria ketimbang wanita.
4.
Pemikiran
Kreatif
Apa
itu Kreativitas ?
Kreativitas
adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan
menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Menurut J.P Guilford ada dua pemikiran, yaitu Pemikiran Konvergen, yang menghasilkan
satu jawaban benar dan merupakan
karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan
konvensional, dan Pemikiran Divergen,
yang menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan merupakan
karakteristik dari kreativitas
Salah satu tujuan penting pengajaran
adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami
kreativitas murid antara lain :
·
Mengembangkan
Brainstorming
Brainstorming
adalah teknik dimana orang-orang dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif,
saling bertukar gagasan dan mengatakan apa saja yang ada dipikiran mereka yang
tampaknya relevan dengan
isu tertentu.
·
Menyediakan
lingkungan yang memicu kreaitivitas
Seorang
guru yang mendorong kreativitas sering kali mengandalkan pada rasa ingin tahu
anak. Guru memberi latihan dan aktivitas yang memicu murid untuk mencari solusi
problem.
·
Jangan
terlalu mengatur murid
Jika
anak diberi tahu aktivitas apa yang harus mereka lakukan, kemudian membiarkan
murid memilih sendiri kesenangannya dan anda mendukung kecenderungan mereka,
maka anda tidak akan menghancurkan rasa ingin tahu alamiah mereka . Apabila
anak terus-menerus diawasi, semangat kreatif dan petualangan mereka akan punah
·
Mendorong
motivasi internal
Motivasi murid kreatif adalah kepuasan karena berhasil
menciptakan suatu karya. Saat anak telah mencapai keberhasilannya dalam
menciptakan karya kita bisa memberinya hadiah sebagai penghargaan yang dapat
meningkatkan motivasi dari si anak
·
Mendorong
pemikiran yang fleksibel dan main-main
Kreativitas
membutuhkan usaha, usaha tersebut akan lebih lancar jika murid melakukannya
dengan santai. Humor dapat melancarkan kreativitas. Ketika murid bercanda,
mereka lebih mungkin memikirkan solusi yang aneh untuk suatu masalah bermain-main
dapat membantu menghilangkan tekanan yang menghambat gagasannya
·
Memperkenalkan
anak dengan orang-orang kreatif
Penting
bagi anak mengenal orang-orang kretif seperti
pelukis, penyair, dll. Lakukan
hal paling sesderhana yaitu ceritakan bagaimana tokoh-tokoh kreatif tersebut.
C.
Pemecahan
Problem
Pemecahan
problem adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya membuat
proyek untuk pekan raya, menulis makalah, mengajak komunitas agar lebih sadar
lingkungan
1.
Langkah-langkah
dalam Pemecahan Problem
1.
Mencari
dan memahami problem
Sebelum
sebuah problem dapat dipecahkan, ia harus dikenali dahulu . Misalnya seseorang
mengikuti perkumpulan yang bertemu seminggu sekali. Tiba-tiba klub itu
memutuskan untuk bertemu di lokasi baru yang jauh dari lingkungannya dan
pertemuan seminggu dua kali. Orang tersebut merasa ini suatu problem., tetapi
bagaimana dia harus memahaminya untuk mencari solusi? Apakah problemnya adalah
bagaimana cara sampai ke lokasi pertemuan dengan lebih cepat ? ataukah bagamana
membujuk ketua kelompok untuk mengubah lokasi atau waktu pertemuan ? ataukah
memikirkan kembali apakah pertemuan hari
itu tidak mengganggu kegiatannya yang
lain ?
2.
Menyusun
strategi pemecahan problem yang baik
Setelah
menemukan problem dan mendefinisikannya secara jelas , mereka perlu menyusun
strategi untuk memecahkannya. Diantara strategi yang efektif adalah menentukan subtujuan, menggunakan algoritma, yaitu strategi
yang menjamin solusi atas satu persoalan dan mengandalkan
heuristik
3.
Mengeksplorasi
solusi
Setelah
kita menganggap kita telah memecahkan suatu masalah, kita mungkin tidak tau
apakah solusi kita efektif atau tidak, kecuali kita mengevaluasinya.
4.
Memikirkan
dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu
Langkah
terakhir dalam pemecahan problem adalah terus memikirkan kembali dan
mendefinisikan problem dan solusi . orang yang pandai dalam memecahkan masalah
biasanya termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya .
2.
Rintangan
dalam memecahkan problem
ü Fiksasi
Fiksasi adalah menggunakan strategi
sebelumnya dan gagal untuk melihat solusi dari sudut pandang baru yang segar.
Orang mudah terpaku pada satu strategi tertentu untuk memecahkan masalah.
ü Kekurangan motivasi dan
persistensi
Jika seseorang sudah sangat
terampil dalam memecahkan masalah, orang tersebut akan sulit melakukannya jika
tidak punya motivasi untuk menggunakan kemampuannya itu .
ü Kontrol emosional yang
tidak memadai
Pada saat orang sangat termotivasi
, pemecah masalah yang baik dapat mengontrol emosinya dan berkonsentrasi pada
solusi problem. Terlalu cemas atau takut bisa membatasi kemampuan seseorang
dalam memecahkan masalah.
D.
Transfer
Transfer
terjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan yang
dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi baru .
Misalnya seorang murid belajar konsep matematika dan kemudian menggunakan
konsep ini dalam memecahkan soal sains, maka dia telah melakukan transfer
TIPE-TIPE
TRANSFER
a. Transfer Dekat, terjadi
ketika keadaan sama . Contohnya ketika seseorang belajar mengetik di mesin
ketik kemudian menggunakan kemampuannya untuk mengetik keyboard di komputer. Contoh lain seperti
belajar sepeda dan motor
7
b. Transfer Jauh,
transfer pembelajaran ke situasi yang sangat berbeda dari situasi pembelajaran
sebelumnya. Contohnya apabila murid
mendapat tugas paruh waktu di perusahaan arsitektur dan mengaplikasikan apa
yang dipelajarinya pelajaran geometri disekolah untuk membantu arsitek
menganalisis problem, maka disini terjadi transfer jauh
c. Transfer Jalur Rendah, terjadi
ketika pengetahuan sebelumnya secara otomatis, dan biasanya secara tak sadar,
ditransfer ke situasi lain . Misalnya ketika seseorang membaca dan menemui
kalimat baru dalam bahasa ibu, mereka bisa membacanya secara otomatis
d. Transfer Jalur Tinggi, transfer
yang dilakukan dengan banyak usaha dan secara sadar. Misalnya seorang murid
belajar tentang menetukan tujuan perantara (Subgoaling)
dikelas matematika. Beberapa bulan kemudian murid tersebut memikirkan bagaimana
subgoaling bisa membantunya menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang panjang di
pelajaran sejarah, maka ini adalah transfer jarak jauh . Salomon dan Perkins
(1989) membagi transfer jalur tinggi menjadi dua , yaitu :
-
Transfer menjangkau
kedepan, terjadi ketika murid memikirkan tentang cara mereka mengaplikasikan
apa yang telah mereka pelajari pada situasi baru
-
Transfer Menjangkau
kebelakang, terjadi ketika murid melihat kesituasi sebelumnya untuk mencari
informasi yang akan membantu mereka memecahkan masalah dalam konteks baru
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pemahaman terhadap konsep merupakan aspek penting dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemahaman konsep harus diajarkan oleh guru kepada siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian siswa dapat mendefinisikan obyek yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dengan pemahaman konsep yang dibangunnya sendiri. Siswa diharapkan tidak hanya dapat menghafalkan
sesuatu obyek berdasarkan pengetahuan yang sudah terpola, tetapi siswa juga mampu mendeskripsikan obyek dengan
penalarannya sendiri.
Dalam
hal membantu siswa untuk memahami konsep suatu obyek, guru juga harus mampu
membantu mengajarkan kepada siswa agar
dapat menjadi pemikir yang baik. Sebab dengan proses berpikir yang baik, siswa
dapat membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan,
berpikir kreatif, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Antara
pemahaman konseptual, proses berpikir, pemecahan masalah, dan transfer
merupakan empat tahapan dalam proses kognitif kompleks yang saling berhubungan satu
sama lain. Tidak
dibenarkan jika salah satu tahapan dari proses kognitif kompleks dilewatkan
begitu saja. Semua
harus diajarkan secara kompleks agar siswa dapat dapat lebih baik dalam memecahkan masalahnya
sendiri.
Daftar Pustaka
Santrock,
John W. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Nulangi, Tommy Mbenu.
2015. Makalah Proses Kognisi Kompleks.
Diambil dari : http://floresview.blogspot.com/2015/10/makalah-proses-kognitif-kompleks.html?m=1
Tag :
Psikologi
0 Komentar untuk "Makalah Psikologi Pendidikan “ PROSES KOGNITIF KOMPLEKS ” “ PENDEKATAN KOGNITIF KOMPLEKS ”"