Tempat Berbagi Ilmu

Jaringan Perdagangan pada Masa Hindu-Budha

   Jaringan Perdagangan pada Masa Hindu-Budha


                  Jaringan perdagangan di Indonesia pada amsa Hindu-Budha dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi bangsa Indi dan Cina. Sejak awal abad Masehi bangsa India dan Cina mengembangkan rute perdaganganIndia-Cina dengan melewati lautan di wilayah Kepulauan Indonesia.
             Wilayah kepulauan Indonesia terletak di tengah-tengah rute perdagangan Cina-India sehingga sangat strategis sebagai pelabuhan transito. Selanjutnya, kota-kota pelabuhan di Indonesia berkembang menjadi kerajaan maritime yang menitikberatkan kegiatan perekonomia pada sektor pelayaran dan perdagangan.

1          Kegiatan Pelayaran      
            Letak strategis wilayah Kepulauan Indonesia mendukung kegiatan pelayaran. Pada masa Hindu-Budha kegiatan pelayaran mengalami perkembangan pesat. Kedatangan para pedagang India dan cina menyebabkan jalur pelayaran di wilayah Indonesia semakin ramai. Perkembangan kegiatan pelayaran di Indonsia didukung faktor-faktor berikut.
a.         kapal
                Berdasarkan gambar pada relief tersebut, para ahli kemudian membagi kapal/perhu kuno menjadi tiga macam, yaitu perahu lesung, perahu bercadik, dan perahu tidak bercadik.


                Selain relief candi Borobudur, bukti penggunaan kapal sebagai alat transportasi dapat ditemukan dalam prasasti Kedukan Bukit peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Dalam Prasasti tersebut diterangkan bahwa Raja Dapunta Hyang menggunakan dua ratus kapal untuk mengangkut prajurit menuju Minangatamwan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepal merupakan alat transportasi utama Kerajaan Sriwijaya. Menurut Pierre Yves Manguin, Sriwijaya telah menggunakan kapal-kapal besar dalam jalur perdangan di Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Dalam catatan Cina dijelaskan bahwa Sriwijaya telah memiliki kapal dagang bebobot 250-1.000 ton dan panjang 60 meter. Kapl ini diperkirakan mampu mengangkut penumpang hingga seribu orang
b.            Sistem angin
                                Segala bentuk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa berguna bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali angin. Fungsi angin dalam kegiatan pelayaran sangat penting. Angin dianggap sebagai sumber tenaga bagi kegiatan pelayaran. Jenis-jenis angin yang mendukung kegiatan pelayaran di Indonesia pada masa Hindu-Budha sebagai berikut.


1)      Angin Darat dan Angin Laut
        Angin darat adalah angin dari arah darat ke laut yang bertiup pada malam hari. Dimanfaatkan oleh pedagang untuk bepergian dari darat menuju lautan. Para pedagang berlayar menggunakan perahu pada malam hari. Angin laut adalah angin dari arah laut ke darat yang bertiu pada siang hari. Angin ini dimanfaatkan para pedagang untuk kembali ke daratan pada siang hari
2)      Angin Monsun
        Perhatkan pergerakan angin monsun barat berikut!


        Angin monsun adalah angin yang berhembus secara periodik dan berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Angin monsun terbagi menjadi dua jenis, yaitu angin monsun barat dan angin monsun timur. Angin monsun barat bertiup dari Benua Asia ke Benua Australia. Bertiup pada bulan Oktober-April. Dimanfaatkan pedagang India untuk berangkat menuju Indonesia.
        Angin monsun timur bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia . Bertiup pada bulan April-Oktober. Dimanfaatkan pedagang India untuk kembali ke daerah asalnya. Keberadaan angin monsun menyebabkan wilayah Indonesia memiliki kedudukan istimewa jika dilihat dari sudut pandang perdagangan. Banyak kapal dari penjuru dunia bertemu di Indonesia. Dalam perkembangannya, muncul kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha di daerah dekat dengan jalur perdagangan
c.             Kompas dan Astrolab
            Dalam mengarungi lautan,para pelaut sudah mengenal alat navigasi. Alat tersebut berupa kompas dan astrolab. Kompas merupakan alat navigasi untuk menentukan arah beruap sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara kuat. Adapun astrolab merupakan instrument astronomi zaman dahulu yang digunakan untuk menentukan lokasi dengan ukuran posisi matahari. Astrolab dimanfaatkan ketika kapal sedang berada di tengah laut dan jauh dari daratan

2.         Kegiatan Perdagangan di Indonesia
               
                Sumber-sumber kuno menjelaskan bahwa sejak awalMasehi telah terjadi kontak dagang antara masyarakat Indonesia dan pedagang asing.
                
                Bukti awal adanya lau lintas perdagangan Indonesia di Samudra Hindia dijelaskan oleh seorang astronom Yunani bernama Claudus Ptolomeaus yang tinggal di Alexandria, Mesir. Pada abad l Masehi ia menulis Guide to Geography. Dalam naskah tersebut terdapat peta yang menggambarkan beberapa daerah di Indonesia antara lain Barusae(Barus), Sindae(Sunda), Sabadibae(Sumatra), Iabadium(Jawa).
               
                Sumber lain yang menjelaskan tentang perdagangan di Samudra Hindia adalah Sailor’s Guide to the Erythrasean Sea. Erythrasean Sea adalah nama Yunani Kuno untuk Samudra Hindia. Kedekatan. bangsa Yunani dengan Samudra Hindia serta kecenderungan mereka terhadap perdagangan laut membawa mereka ke subbenua India dan mendirikan koloni-koloni dagang pada abad I Masehi. Sailor’s Guide menceritakan tentang kapal-kapal besar yang datang dari arah timur ke India membawa muatan lada serta barang-barang lain. Kapal-kapal tersebut kemungkinan berasal dari Indonesia
                Kitab Mahaniddesa juga menjelaskan bahwa sekira abad II Masehi bangsa India telah mengenal beberapa tempat penting di Kepulauan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan bangsa asing terjadi pada abad I-II Masehi
                Pada masa Hindu-Budha kegiatan perdagangan di Indonesia terbagi menjadi dua,yaitu perdagangan maritim dan agraris. Perdagangan maritim dilakukan oleh kerajaan yang berada di pesisir seperti Kerajaan Sriwijaya.Perdagangan agraris biasa dilakukan kerajaan yang berada di pedalaman seperti Kerajaan Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram Kuno, Kediri, dan Singasari. Kerajaan agraris sangat bergantung pada sungai besar sebagai alat transportasi. Sungai Mahakam, Candrabaga, Bengawan Solo, dan Brantas merupakan sungai-sungai utama di wilayah Kepulauan Indonesia yang berperan penting dalam kegiatan perdagangan agraris.
a.            Hubungan Dagang India dengan Indonesia
                Menurut Van Leur, barang-barang yang diperdagangkan pada saat itu merupakan barang-barang bernilai ekonomi tinggi, antara lain logam mulia, perhiasan, kain tenun, barang pecah belah, barang kerajinan, ramuan wangi-wangian, kapur barus, dan ramuan obat. Menurut Coedes, pedagang India sangat tertarik untuk membeli kayu gaharu dan kayu cendana yang berasal dari Indonesia.
                Kayu cendana merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang diminati bangsa India. Bangsa India juga memerlukan gaharu. Pada awalnya kayu cendana dan kayu gaharu bukan komoditas utama Indonesia. Akan tetapi, sejak kedatangan pedagang India, kedua jenis kayu tersebut menjadi barang ekspor terkenal. Dibeli banyak pedagang India untuk dijual kembali di India, Arab, dan Eropa. Digunakan sebagai wangi-wangian, obat, kosmetik, dan bahan pengawet.              
                Akan tetapi, sejak kedatangan pedagang India, kedua jenis kayu tersebut menjadi barang ekspor terkenal. Dibeli banyak pedagang India untuk dijual kembali di India, Arab, dan Eropa. Digunakan sebagai wangi-wangian, obat, kosmetik, dan bahan pengawet.
                Rempah-rempah juga menjadi komoditas dagang utama setelah kayu gaharu dan kayu cendana. Jenis rempah-rempah yang diperdagangkan, yaitu cengkih dan lada. Dalam kitab Raghuwasma karangan Kalida disebutkan bahwa pada tahun 400 Masehi masyarakat India telah mengenal lavanga(cengkih) yang berasa dari Dwipantara. Para ahli percaya bahwa yang dimaksud Dwiparna adalah Kepulauan Indonesia. Akan tetapi, perdagangan lada tidak sebanyak perdagangan cengkih karena orang India merupakan penanam dan penghasil lada yang ulung.
                Perhatian pedagang India terhadap Indonesia semakin meningkat pada abad II Masehi. Pada saat itu India mengalami kekurangan persediaan emas karena tambang-tambang emas di India sudah terkuras. India juga kehilangan sumber emas yang berasal dari Romawi. Kaisar Vespasianus melarang keluarnya emas dari Romawi karena akan membahayakan ekonomi Negara. Keadaan ini mendorong para pedagang India untuk mencari sumber emas di wilayah lain seperti Kepulauan Indonesia di Asia Tenggara. Fakta ini terlihat dari penamaan wilayah Swarnadwipa/Swarnabumi(Sumatra) yang berarti Pulau Emas.
b.            Hubungan Dagan Cina dengan Indonesia
                Hingga kini belum diketahui secara pasti awal mula hubungan dagang antara Cina dan Indonesia. Para ahli memperkirakan hubungan Cina dengan dunia luar dimulai  sekitar abad II Masehi. Pada abad ini Dinasti Han mencoba meluaskan wilayah kekuasaan ke luar Cina. Pada abad IV Masehi CIna berhasil menguasai Tonkin. Sejak saat itu pengaruh Cina semakin berkembang kea rah selatan Asia Tenggara seperti Funan dan Semenanjung Malaka.
                Menurut O.W. Walters, kegiatan pelayaran awal antara Cina dan Kepulauan Indonesia terjadi sekirar abad III-V Masehi. Wolters mendasari pendapatnya dari catatan Fa-Hsien yang pada tahun 413 menempuh perjalanan dari Yeh-Po-Ti untuk kembali ke CIna. Oleh para ahli Yeh-Po-Ti diartikan sebagai Pulau Jawa. Wolters juga menjelaskan bahwa pedagang Cina kalah bersaing dengan pedagang India dalam kegiatan perdagangan di Asia Selatan. Akibatnya, pedagang Cina memilih mengalah mengalihkan kegiatannya ke Indonesia.
               
                Barang-barang yang diperdagangkan antara pedagang CIna dan Indonesia memliki nilai ekonomi tinggi. Kualitas komoditas Indonesia sudah setara dengan komoditas dari Asia Barat. Komoditas Indonesia tersebut berupa bahan wangi-wangian yang sering digunakan bangsawan Cina seperti kemenyam, kapur barus, kayu gaharu, dan kayu cendana. Para pedagang Cina juga membeli rempah-rempah, hasil kerajinan, dan kulit binatang yang hanya terdapat di Indonesia
Begitu banyak komoditas perdagangan Indonesia yang menarik minat pedagang-pedagang asing. Tidak mengherankan jika Indonesia menjadi surga bagi para pedagang asing.

Latihan
1.      Pada zaman dahulu kegiatan pelayaran sangat tergantung pada angin. Dampak keberadaan angin monsun bagi Kepulauan Indonesia adalah….
a)      Kegiatan pelayaran dan perdagangan di Indonesia dikuasai oleh pedagang India
b)      Kegiatan perdagangan dan pelayaran di Indonesia mengalami kemajuan karena banyak kapal  dagang singgah di Kepulauan Indonesia
c)      Wilayah Indonesia memiliki karakteristik laut yang tenang dan air yang hangat
d)      Muncul kelompok perompak di perairan timur Indonesia
e)      Indonesia memiliki empat musim dalam setahun
Jawab : B
2.      Faktor utama yang mendorong bangsa Cina dan India datang di wilayah Kepulauan Indonesia adalah….
a)      Mencari komoditas perdagangan yang berharga
b)      Menyebarkan agama Hindu-Budha
c)      Menjajah wilayah Indonesia
d)      Mendirikan kerajaan baru
e)      Mencari kehidupan baru
Jawab : A
3.      Dalam kegiatan pelayaran para pedagang India memanfaatkan angin monsun timur untuk…
a)      Berlayar ke kota-kota pesisir di Jawa
b)      Berlayar ke wilayah Indonesia Timur
c)      Berlayar ke daerah asalnya
d)      Berangkat ke negeri CIna
e)      Berangkat ke Indonesia
Jawab : C
4.      Komoditas Indonesia yang diperdagangkan dengan bangsa India ditunjukan oleh kolom….
a)      Beras, lada, emas
b)      Keramik, emas, beras
c)      Kayu gaharu, kayu cendana, rempah-rempah
d)      Senjata, kulit penyu, emas
e)      Emas, rempah-rempah, emas
Jawab : C



5.      Keberadaan Jalur Sutra Laut membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Indonesia karena….
a)      Bangsa Indonesia dapat berinteraksi dengan bangsa lain
b)      Banyak pedagang India berkunjung di Indonesia
c)      Wilayah Indonesia memiliki banyak pelabuhan transito
d)      Budaya Hindu-Budha dapat masuk di Indonesia
e)      Pelayaran di Indonesia semakin ramai
Jawab : C
6.      Latar belakang pedagang Cina mengalihkan kegiatan perdagangan dari Asia Selatan ke Indonesia adalah….
a)      Indonesia memiliki komoditas perdagangan berharga
b)      Jalur perdagangan antara Cina dan Indonesia cukup dekat
c)      Indonesia memiliki letak strategis dalam jalur perdagangan
d)      Pedagnag India kurang berminat berdagang dengan bangsa Cina
e)      Pedagang Cina kalah bersaing dengan pedagang India si Asia Selatan ke Indonesia
Jawab : E
7.      Kegiatan pelayaran pada tahap awal antara Cina dan Kepulauan Indonesia terjadi pada abad III-V Masehi. Peristiwa ini dibuktikan oleh….
a)      Laporan perjalanan I-Tsing tentang kunjungannya ke Shih-lo-fo-shih
b)      Catatan perjalanan Pendeta Hwi-ning ke wilayah Kerajaan Holing
c)      Catatan Fa-Hsien tentang perjalanannya ke wilayah Yeh-po-ti
d)      Ekspedisi Laksamana Cheng-Ho ke wilayah Indonesia
e)      Serangan pasukan Mongol terhadap Kerajaan Indonesia
Jawab : C
8.      Pada abad VII Masehi Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kemajuan dalam pelayaran karena….
a)      Mempunyai kemampuan membuat kapal perang tangguh
b)      Menggunakan kapal sebagai transportasi utama
c)      Memiliki pelabuhan dagang yang ramai
d)      Memiliki kapal dagang berukuran besar
e)      Memiliki angkatan laut yang kuat
Jawab : D
9.      Pada masa Hindu-Budha daerah pesisir lebih cepat berkembang sebagai pusat perdagangan karena….
a)      Merupakan pusat kejaraan
b)      Mudah diakses oleh pedagang asing
c)      Menghasilkan komoditas perdagangan
d)      Menjadi tempat singgah para pedagang
e)      Memiliki penduduk yang bersifat terbuka
Jawab : D

10.  Perhatikan pernyataan berikut !
1)      Membeli kayu gaharu dan kayu cendana
2)      Menjual kain sutra dan keramik
3)      Membeli rempah-rempah
4)      Mencari sumber emas
5)      Mengimpor kulit penyu
Faktor penyebab ketertarikan pedagang India terhadap wilayah Indonesia menurut Coedes di tunjukkan oelh nomor….
a)      1), 2), dan 3)
b)      1), 2), dan 4)
c)      2), 3), dan 4)
d)      2), 3), dan 5)

e)      3), 4), dan 5)
Tag : Sejarah
2 Komentar untuk "Jaringan Perdagangan pada Masa Hindu-Budha"

Back To Top