Tempat Berbagi Ilmu

Makalah Perkembangan Kognitif Dewasa Madya : MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap fase memiliki tugas-tugas perkembangan masing-masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan fase yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat dari pada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut dengan usia madya.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai seorang individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang mandiri. Untuk dapat mencapainya, para orang tua yang berusia madya terlebih dahulu harus memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi usia madya dan dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembagan kognitif pada usia dewasa madya?
2.      Bagaimana mengukur kemampuan kognitif pada usia dewasa madya?
3.      Bagaimana perbedaan kognisi dewasa?


1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada usia dewasa madya.
2.      Untuk mengetahui bagaimana mengukur kemampuan kognitif usia dewasa madya.
3.      Mengetahui perbedaan kognisi dewasa.

BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF
 Mengukur Kemampuan Kognitif di Usia Paruh Baya
             Secara kognitif,orang-orang parubaya sedang berada dalam kondisi puncak. Kehidupan Gandhi lebih dari cukup mendemonstrasikan hal ini, Begitu pula dengan studi longitudinal seattle  terhadap kecerdasan orang dewasa yang dilakukan oleh K.Warner Schace dan para koleganya. Walaupun studi yang berlangsung ini disebut studi longitudinal, akan tetapi studi tersebut menggunakan metode sequensial .
Para periset menyimpulkan “ tidak adanya pola umum perubahan yang berkaitan dengan usia. Walaupun penurunan konsisten kemampuan reseptual telah dimulai pada usia 25 tahun, dan kemampuan numerik mulai menurun pada usia sekitar 40 tahun, peforma puncak dalam empat dari enam keterampilan, penalaran induktif, orientasi spasial, kosa kata, dan memori verbal terjadi pada sekitar pertengahan masa parubaya. Dalam empat kemampuan tersebut, orang-orang paruh baya, khususnya wanita, berada diatas rata-rata dibandingkan ketika mereka berusia 25 tahun. Orientasi spasial, kosa kata, dan memori verbal pria mencapai puncak pada usia lima puluhan ; pada wanita, pada awal usia 60-an. Dengan kata lain, kecepatan perseptual wanita menurun lebih cepat dibandingkan pria.
Terlepas luasnya perbedaan individual, sebagian besar partisipan dalam studi seattle menunjukkan tidak adanya penurunan signifikan dalam sebagian besar kemampuan hingga setelah usia 60, dan kemudian tidak terjadi.

 Tes kemampuan mental utama yang didapat dari studi longitudinal seattle terhadap kecerdasan orang dewasa
Tes                            
Kemampuan diukur            
Tugas
Tipe kecerdasan
Kosa kata





Memori verbal






Angka



Orientasi spasial




Penalaran induktif






Kecepatan perseptual
Pengendalian dan pemahaman kata.




Mengingat kata dari memori jangka panjang .




Melakukan komputasi



Memanipulasi objeks secara mental dalam ruang dua dimensi.


Mengidentifikasikan pola dan menyimpulkan aturan dan peraturan dalam memecahkan masalah logis.

Membuat diskriminasi cepat dan akurat antara visual dan stimuli.
Menemukan sinonim dengan mencocokkan kata stimulus drngan kata lain dari daftar beragam pilihan.

Mengingat sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf yang diberikan, dalam periode yang ditentukan.

Melakukan masalah penjumlahan sederhana.

Memilih putaran contoh untuk disesuaikan dengan figure stimulus.

Menyelesaikan rangkaian huruf.





Mengidentifikasikan imaj yang sesuai dengan yang tidak sesuai yang muncul dalam televisi.
Terkristal.





Sebagian terkristal; sebagian cair.




Terkristalisasi 



Cair




Cair






Cair

Sumber: schaire, 1989; willis & schaie, 1999.
Pada semua atau bahkan pada sebagian besar bidang. Kesimpulannya. Tidak ada seorang pun yang menurun pada segala bidang dan banyak orang yang meningkat dibidang-bidang tertentu (schaie,1994).
Lini riset lain (Cattell, 1965. Horn, 1967, 1968, 1970, 1982a, 1982b; Horn & Hofer, 1992) telah membedakan dua aspek kecerdasan : fluid ( cair) dan crystallized (mengkristal). Kecerdasan yang cair ( Fluid intelegence) adalah kemampuan memecahkan masalah baru yang tidak memburtuhkan pengetahuan sebelumnya, seperti menemukan pola dalam rangkaian gambar. Kecerdasan tersebut mencakup memerhatikan, membentuk konsep, dan menarik kesimpulan. Kemampuam-kemampuan seperti ini, yang sebagian besar di tentukan oleh  status neoru logis, cenderumg menurun sejalan dengan usia. Kecerdasan yang mengkristal adalah kemampuan mengingat dan menggunakan informasi yang di peroleh selama hidup, misalnya, dalam menemukan sinonim dari kata. Kecerdasan tersesbut di uji dengan tes kuasa kata, pengetahuan, dan respon terhadap situasi sosial dan dilemma. Kemampuan ini yang sebagian besar tergantung kepada pendidikan dan pengalaman kultural, terus bertahan atau bahkan meningkat sering dengan usia.
Biasanya kecerdasan cair mencapai puncaknya sepanjang masa dewasa awal, sedangkan kecerdasan yang mengkristal meningkat sepanjang masa paruh baya dan sering klali terus meningkat sampai akhir  kehidupan.
Salah satu kemampuan cair yang memang memuncak lebih awal dimulai pada usia dua puluhan adalah kecepatan perseptual. Peningkatan dalam kemampuan yang mengkristal ini bisa jadi berkaitan dengan perkambangan karir dan pengujian tanggung jawab keluarga. Kemajuan dalam memori verbal pada masa paruh baya sangat terasa, sebab kehilangan memori merupakan kekuahtiran utama banyak di usia pertengahan.

          PERBEDAAN KOGNISI DEWASA
Ø  Peran Dari Keahlian
       Mengapa dewasa yang matang menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam bidang yang mereka pilih? Satu jawaban yang tampaknya menipu dalam pengetahuan khusus, atau keahlian bentuk kecerdasan mengkristal.
       Kemajuan dalam keahlian berlanjut setidaknya melalui pertengahan masa dewasa dan berhubungan dengan kemandirian kecerdasan umum serta penurunan lain dalam proses pembentukan  informasi pada otak. Dengan pengalaman telah dinyatakan, proses informasi dan kecerdasan cair telah terjadi  pengapsulan, atau didedikasikan sebagai jenis pengetahuan spesifik, membuat pengetahuan tersebut lebih mudah untuk diakses,ditambahkan, dan digunakan. Dengan kata lain, pengapsulan menangkap kemampuan cair untuk menguasai pemecahan masalah. Selanjutnya, meskipun individu di usia paruh baya mungkin mengambil waktu agak lebih lama dibandingkan individu yang lebih muda dalam memproses informasi baru, dalam memecahkan masalah di ranah mereka, mereka lebih mampu mengembangkan penilaian yang berkembang  dari pengalaman.
       Individu yang ahli menyadari aspek situasi yang berbeda dibandingkan individu pemula, dan mereka memproses informasi serta memecahkan masalah secara berbeda. Pemikiran mereka sering kali lebih fleksibel dan mudah beradaptasi. Mereka menyesuaikan dan menginterpretasi prngrtahuan baru lebih efisien lebih mengacu pada kekayaan, pengetahuan, menyusun tempat penyimpanan yang menghadirkan kembali kondisi mental dari apa yang mereka ketahui. Mereka memilah informasi yang berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang mendasarinya, dibandingkan hanya pada permukaan, pada persamaan, dan perbedaan.
       Performa kognitif bukan merupakan satu-satunya bahan bagi individu yang ahli. Pemecahan masalah terjadi dalam konteks sosial. Kemampuan membuat penilaian yang baik tergantung pada hal yang berhubungan dengan keluarga dengan cara-cara yang dilakukan dengan pengharapan dan tuntutan pekerjaan serta budaya komunitas atau organisasi.
       Individu yang ahli sering kali berpikir otomatis dan intuitif. Mereka biasanya tidak begitu perhatian akan proses berpikir yang melatarbelakangi pengambilan keputusan mereka. Mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan atau bagaimana yang bukan ahli salah. Seperti halnya intuisi, pengalaman berdasarkan pemikiran juga merupakan karakteristik dari apa yang disebut pemikiran pascaformal.


Ø  Pikiran Integratif
       Meskipun tidak dibatasi pada periode tertentu di masa dewasa, pikiran pascaformal tampak sesuai dengan tugas-tugas kompleks, peran yang beragam dan pilihan-pilihan yang membingungkan serta tantangan di paruh baya, seperti kebutuhan untuk mensistensikan dan menyeimbangkan pekerjaan dengan tuntutan keluarga. Fitur penting pikiran pascaformal adalah integratif natural. Individu dewasa yang matang mengintegrasikan logika dengan intuisi dan emosi; mereka mengintegrasikan fakta-fakta konflik dan ide-ide serta mereka mengintegrasikan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Mereka menginterpretasikan apa yang mereka baca, lihat, atau dengar ke dalam istilah –istilah yang mereka pahami. Dari pada sekedar menerima sesuatu hanya bernilai permukaannya saja, mereka menyaringnya melalui pengalaman hidup dan pembelajaran sebelumnya.

Ø  Kreativitas
            Charles Darwin berusia 50 tahun ketika mempresentasikan teori evolusinya. Toni Marrison memenangkan hadiah Pulitzer untuk Beloved, novel yang ditulisnya ketika dia berusia 55 tahun. Banyak individu kreatif yang memperoleh pencapaian tertinggi mereka di usia paruh baya.

Ø  Karakteristik individu yang kreatif
            Kreativitas dimulai dengan bakat, tapi bakat saja belum cukup. Anak-anak pasti menunjukkan potensi kreativitas; tapi ketika dewasa, yang berarti adalah peforma kreatif –apa, dan seberapa besar pikiran kreatif dihasilkan.
            Kreativitas berkembang dalam konteks sosial, dan tidak selalu dalam lingkungan pengasuhan. Malah , rupanya muncul dari pengalaman yang beragam yang melemahkan hambatan konvensional dan dari tantangan pengalaman yang memperkuat kemampuan untuk tekun dan mengatasi hambatan.
             Intelegensi atau IQ, memiliki hubungan yang sedikit dengan peforma kreativitas. Individu yang kreatif adalah mereka yang self-starter (mulai dari diri sendiri) dan suka mengambil resiko. Mereka cenderung mandiri,nonkonformis, tidak konvensional, dan fleksibel, dan mereka terbuka akan ide dan pengalaman baru. Proses berpikir mereka sering kali tanpa disadari, menuntun pada momen-momen tiba-tiba dibandingkan individu lain lakukan dan muncul dengan solusi yang individu lain tidak lakukan.

Ø  Kreativitas Dan Usia
            Pada tes psikometri dari berpikir difergen , perbedaan usia secara konsisten muncul. Apakah data merupakan data cross sectional atau longitudinal, nilai tertinggi, rata-rata, sekitar akhir usia 30-an. Kurva usia yang serupa muncul ketika kreativitas diukur oleh output yang beragam (jumlah publikasi, lukisan, atau komposisi). Individu yang berada didekade terakhir karier kreativitasnya terutama menghasilkan hanya sekitar separuh dari rentang usia 30-an mereka atau awal 40-an, meskipun kadang terjadi diawal 20-an.

Ø  Kerja Dan Perkembangan Kognitif
            Kerja dapat memengaruhi fungsi kognitif. Penelitian menyatakan bahwa pemikiran yang fleksibel cenderung memenuhi substansi kerja yang kompleks-kerja menghendaki pikiran dan penilaian independen. Jenis kerja ini, pada gilirannya merangsang cara berpikir yang lebih fleksibel; dan berpikir fleksibel meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang kompleks. Selanjutnya, individu yang terikat dalam pekerjaan yang kompleks cenderung menunjukkan peforma kognitif yang lebih kuat dibandingkan sebaya mereka.  Individu yang memiliki keterbukaan akan pengalaman- variabel kepribadian yang memengaruhi gaya berpikir ini rupanya lebih memicu tingkat tinggi tampilan kognitif setiap saat. Persamaanya adalah benar antara laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam tugas rumah tangga yang kompleks, seperti merencanakan dana atau pindah rumah atau memperbaiki sesuatu yang rumit. Jika bekerja baik pekerjaan kantor atau rumah dapat memberikan makna dan tantangan , lebih banyak individu dewasa menahan atau memperbaiki kognitif mereka.
            Hal ini tampaknya sudah terjadi. Pencapaian dalam kemampuan kognitif ditemukan dalam usia pertengahan dan kohor yang lebih tua yang mencerminkan perubahan tempat kerja yang menekankan pengaturan diri, kelompok multifungsi, dan menempatkan hal-hal utama pada adaptabilitas, inisiatif, serta pembuatan keputusan.
            Individu dewasa secara aktif dapat memengaruhi perkembangan kognitif mereka di masa depan melalui pilihan pekerjaan yang  mereka buat. Hal itu yang secara terus menerus mencari lebih banyak rangsangan kesempatan untuk memacu ketajaman mental.

Ø  Pembelajaran Yang Matang
            Mengapa individu yang paruh baya terlibat dalam pendidikan formal? Pendidikan memberikan kesempatan individu dewasa untuk mengembangkan potensi kognitif mereka, memperbaiki harga diri mereka, membantu pekerjaan rumah anak-anak mereka, atau tetap bisa mengikuti perubahan dunia kerja. Beberapa di antaranya mencari pelatihan khusus untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Beberapa di antaranya mencari pekerjaan baru. Beberapa ingin mengganti karir atau masuk ke dalam bisnis yang mereka buat sendiri. Beberapa perempuan yang menghabiskan tahun-tahun dewasa muda mereka dengan industri rumah tangga dan pengasuhan membawa mereka ke langkah awal memasuki pasar kerja. Individu yang mendekati masa pensiun sering kali ingin memperluas pikiran dan keterampilannya agar lebih produktif dan tertarik menggunakan belajar sebagai kesenangan. Beberapa individu secara sederhana menikmati belajar dan ingin tetap seperti itu selama hidupnya.


Pendidikan Individu Dewasa dan Keterampilan Kerja
            Perubahan tempat kerja sering kali menuntut diperlukannya pelatihan atau pendidikan yang lebih. Perkembangan teknologi dan pergantian pasar kerja menghendaki pendekatan rentan kehidupan untuk belajar. Kebutuhan keterampilan teknologi meningkat bagi keberhasilan di dunia modern dan merupakan komponen utama dari pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan individu dewasa. Dengan pengalaman , individu usia pertengahan dapat mengerjakan tugas-tugas komputerisasi sebaik dewasa muda.
            Para karyawan melihat manfaat dari pendidikan tempat kerja dalam memperbaiki moral, meningkatkan kualitas kerja, tim kerja yang lebih baik dan pemecahan masalah serta kemampuan yang lebih besar untuk mengatasi teknologi  baru dan perubahan lain di tempat kerja 

















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa disetiap masa perkembangan terdapat aspek-aspek perkembangan yang mengiringinya salah satunya yaitu aspek perkembangan kognitif, adalah perubahan-perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan bahasa yang terjadi pada masa dewasa yaitu dewasa awal dan dewasa pertengahan.
Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.

Tag : Psikologi
0 Komentar untuk "Makalah Perkembangan Kognitif Dewasa Madya : MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN"

Back To Top