Tempat Berbagi Ilmu

Perkembangan Psiko-Sosial Remaja Berserta Hasil Observasi


            Lampiran 1. Pedoman observasi

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati bagaimana hubungan remaja dengan lingkungan sekitar.
A.    Tujuan:

Untuk mengetahui tentang psikososial remaja mulai dari hubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat sekitar.

B.     Aspek yang diamati:

1.      Alamat
2.      Lingkungan fisik rumah
3.      Perkembangan psikososial anak
4.      Kegiatan rumah setiap hari
5.      Hubungan anak dengan keluarga
6.      Kegiatan di sekolah
7.      Hubungan anak dengan lingkungan sekitar












PEDOMAN WAWANCARA
Remaja
A.    Tujuan:
Untuk mengetahui bagaimana psikososial remaja tersebut
B.     Pertanyaan panduan

Remaja

a.      Identitsas diri

1)      Nama                                 :
2)      Tempat tanggal lahir         :
3)      Pendidikan                        :
4)      Alamat                              :
5)      Agama                               :
6)      Pekerjaan                           :
7)      Status                                :
8)      Suku bangsa                      :
9)      Kelahiran                           :

b.      pertanyaan penelitian

1)      Bagaimana hubungan anak dengan orangatua apakah lebih dekat dengan ayah atau ibu?
2)      Rutinitas apakah yang dilakaukan setelah sepulang sekolah?
3)      Seringkah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
4)      Bagaimana hubungan anak dengan teman sebaya?
5)      Bagaimana konformitas kelompok anak?
6)      Bagaiamana perkembangan pubertas?
7)      Bagaimana perkembangan proaktiffitas?








Hasil Wawancara
Ket :
W : Yang mewawancarai
N : Narasumber
W
:
Selamat sore adik......
N
:
Selamat sore kakak...
W
:
Jadi begini adik, kakak dari psikologi Undana ingin mewawancari adik tentang perkembangan Psikososial Remaja adik sekarang, jadi tidak apa-apakan kalau kaka wawancari adik ? Oia,.. tapi sebelumn itu adik namanya siapa ?
N
:
Lian..
W
:
Nama lengkapnya siapa ?
N
:
Lian Raja.
W
:
Adik,... tempat tanggal lahirnya dimana ?
N
:
Pariti, 5 Mei 2003
W
:
Adik umur berapa sekarang ?
N
:
15 tahun.
W
:
Oia..... adik sekolah atau kerja sekarang ?
N
:
Sekolah SMA kelas satu.
W
:
Adik agamanya apa ?
N
:
Kristen Protestan.
W
:
Adik kalau dirumah kegiatan sehari-harinya ngapain ?
N
:
Kan sekolah siang, kalau pagi tu..bangun pagi kerja abis itu belajar terus mandi ke sekolah.
W
:
Kalau adik di sini tinggalnya sama siapa ?
N
:
Sama saudara.orang tuanya di pariti.
W
:
Oh..Jadi adik baru saja ya pindah kesini ? Sebelumnyakan di Pariti? Kira-kira menurut adik, lingkungan adik yang di Pariti dan di Kupang ini gimana bedanya ?
N
:
Kalau di pariti tu lingkungannya bebas kalau di kupang sini segala sesuatunya sangat terjangka dan misalnya kalau ini....pengelolaan uang tidak uhmm...... tidak bisa dikelola dengan baik maka ketong (ketawa) maka....... apa......(pikir) kebutuhan lebih besar lagi dari pada di desa.
W
:
Oh... Adik waktu di rumah yang di Pariti, adik lebih dekat sama siapa ? Mama, Bapa, Oma apa mungkin Opanya ?
N
:
Oma, opa....
W
:
Kenapa lebih dekat dengan oma dan opa ?
N
:
Mungkin karena ini........(pikir) sisa dong dua to....dia punya anak semua su menikah jadi ini... dong dua sedirian jadi beta sering pi temani makanya lebih dekat dengan dong dua.
W
:
Oia adikkan sekarang sekolah di kupang ni... Sekolah imana si ?
N
:
Di SMA N 2 Kupang.
W
:
Adik punya banyak teman gak di sekolah ? Adik juga punyak teman dekat yang biasa adik ajak curhat ?
N
:
Punya, beta orangnya sonde suka curhat jadi suka bergaul dengan semua orang, jadi sonde ada teman dekat  yang biasa beta ajak curhat.
W
:
Teruss...... Di sekolah adik ada banyak kegiatan ekstrakurikuler yang adik ikuti ? Apa saja ?
N
:
Ada, basket, pramuka dengan...(pikir) mungkin kalau ini.... kegiatan rohani dengan Persisten dengan tari nasional.
W
:
Kalau kegiatan dia luar sekolah ada nggak yang adik ikuti ?
N
:
Mungkin di gereja ke paduan suara.
W
:
Kalau disekolah, pas guru lagi jelaskan materi adek mudah pahami atau tidak ? adik suka bertanya kalau materi yang disampaikan tidak mengerti ?
N
:
Tergantung guru yang menjelaskan, kalau sonde mengerti berarti bertanya kalu mengerti berarti sonde.
W
:
Ahh.... Maaf ya dik,.. Kakak mau bertanya nih..... Adik menstruasinya kapan, pada umur berapa ? Saat menstruasi pertama adik kaget gak atau mungkin nangis atau mungkin paham?
N
:
Pas SMP kelas satu...su belajaR dari SD na jadi sonde kaget lai, su paham.
W
:
Adik suka gak sama lawan jenis adik ?
N
:
Punyalah kalau seorang yang normal.....
W
:
Adik punya hobby apa saja sih ?                                             
N
:
Bermain, menyanyi, bela diri, pramuka dan bermain basket.
W
:
Dalam keluarga adik, siapa saja yang mendukung hobby adik ?
N
:
Semua, yang paling mendukung Bapa, kalau Mama kadang-kadang melarang, kadang kasih batasan. Beta pung Bapa tu paling mendukung asalkan itu positif.
W
:
Adik itu tipe orang yang rapi atau cuek kalau soal penampilan ?
N
:
Bukan cuek sih,... tapi sonde suka kayak ribet-ribet , simpel aja( ketawa )
W
:
Adik punya gak standard buat badan idelnya adik ? Adik  juga punya idola , siapa ?
N
:
Kalau badan ideal sonde ada, punya,. Kalau dalam dunia olaraga ini Rossi terus kalau pemain bola Messi.
W
:
Kenapa bisa suka sama pemain bola dan pembalap? Kan biasanya itu idolanya cowok ? Apa sih yang suka dari mereka ?
N
:
Senang , mungkin.....kan dong terkenal, hebat, dan beta kagum sa( ketawa )
W
:
Oiaiaia, kaka lupa satu nih buat di tanyain tadi..... aAdik kan udah pindah kelingkungan yang baru, sosialisasinya sama tetangga- tetangga disebelahnya gimana ?
N
:
Mungkin pertama masih malu- malu terus mau pi belanja ju masih taku-takut masih kayak kermana eh terkurung dirumah tapi kalau lama-kelamaan su sonde lee.....
W
:
Oiaiaia oke terima kasih adik, buat waktunya sudah mau diwawancarai , selamat sore adik ( berjabatan tangan )


TEORI PSIKOSOSIAL REMAJA\
A.    Sikap Sosial Remaja
Perkembangan sikap sosial remaja ada yang disebut sikap konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan sikap ke arah penyamanan kelompok yang menekankan remaja dapat bersifat positif dan negatif. Sikap konformitas yang negatif seperti pengrusakan, mencuri dll. Sedang konformitas positif misalnya menghabiskan sebagian waktu dengan anggota lain yang melibatkan kegiatan sosial yang baik (Santrock,1997).
Perubahan sikap dan perilaku seksual remaja yang paling menonjol adalah bidang heteroseksual ( Hurlock, 1991). Mereka mengalami perkembangan dari tidak menyukai lawan jenis, menjadi menyukai lawan jenis. Kesempatan dalam berbagai kegiatan sosial semakin luas, yang menjadikan remaja memiliki wawasan yang lebih luas. Remaja semakin mampu dalam berbagai kemampuan sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.

B.     Perkembangan Sosio-Emosional Pada Masa Remaja

a)      Identitas
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa masa remaja adalah masa pencarian jati diri, yang artinya dalam masa ini individu belum menemukan identitasnya dan tengah mengumpulkan identitas diri dengan segala cara.
Erik Erikson menyebutkan bahwa pencarian identitas selama remaja dibantu oleh moratorium psikososial , yaitu kesenjangan antara kesamanan masa kanak kanak dan otonomi dewasa. Pada masa ini masyarakat biasanya membiarkan remaja bebas dari tanggung jawab dan mencoba identitas yang berbeda, akibatnya remaja menjadi bereksperimen dengan peran dan kepribadian berbeda, yang bertujuan untuk mencari kecocokan mereka dengan dunianya, sehingga tidak sedikit remaja yang mengalami kebingungan identitas. Damon menyatakan bahwa dalam masa ini remaja tidak bisa ditinggalkan sendiri, melainkan harus didampingi orang tua atau guru sebagai mentor agar bisa membantu remaja mengembangkan identitas positif.

Marcia mengelompokkan identitas kedalam empat status, yaitu :
·       Identity diffusion, yaitu individu yang belum mengalami krisis atau belum membuat komitmen apapun yang bisa ia jadikan identitas.
·       Identity disclouser, status individu yang sudah membuat komitmen tapi belum mengalami krisis
·       Identity moratorium, status individu ditengah tengah krisis , tapi komitmen hanya samar samar didefinisikan.
·       Identity achivement, adalah status individu yang mengalami krisis dan telah membuat komitmen.
b)      Perkembangan Emosional
Masa remaja digambarkan sebagai periode kekacauan emosional, dalam bentuk ektrem. Pandangan tersebut terlalu stereotip karena remaja tidak selalu dalam keadaan “badai dan stres.” Namun masa awal remaja adalah masa terjadinya fluktuasi emosi. Remaja bisa dengan mudah mengatakan mereka sedang bahagia tapi beberapa saat kemudian mereka menyatakan mereka sedang sedih, hal tersebut mendukung persepsi bahwa mood remaja bisa mudah berubah ubah, dan penting bagi orang dewasa untuk memahami bahwa itu adalah hal yang normal bagi remaja.

Para peneliti menemukan bahwa perubahan mood  pada remaja juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor hormon, sebagaimana telah dijelaskan bahwa pada masa remaja perkembangan fisik mereka terjadi lebih pesat, dan itu berpengaruh pada emosinya. Sementara lingkungan  berpengaruh dalam pembentukan emosi remaja, remaja yang berada dlam lingkungan yang kurang kondusif akan mengalami dua emosi berikut :
·       Agresif     : melawan, keras kepala, suka menganggu, dll
·       Regresif    : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras atau obat obatan terlarang.

Sedeangkan remaja yang tinggal dilingkungan kondusif, akan bisa membantu emosi remaja menjadi :
·       Adekuasi emosi : cinta, kasih sayang, senang menolong, repek, ramah, dll.
·       Menendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak.
C.    Hubungan Teman Sebaya yang Penting pada Masa Remaja
a)      Pertemanan
Pada kebanyakan anak, menjadi populer diantara teman sebaya mereka adalah motivator dasae yang sangat kuat. Bagimanapun remaja lebih memilih untuk memiliki pertemanan yang lebih intens dengan sejumlah anak sebayanya. Dalam usia remaja, individu cenderung lebih mempercayai teman daripada orangtuanya, bahkan akan ada suatu keadaan dimana remaja memusuhi orangtuanya karena membela temannya.
Menurut Harry Stack Sullivan, teman menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan sosial remaja. Secara khusus Sullivan berpendapat bahwa kebutuhan akan keintiman semakin intensif selama masa remaja awal, memotivasi remaja untuk mencari teman dekat, jika remaja gagal menjalin pertemanan dekat, mereka mengalami kesepian dan rasa penghargaannya terhadap diri akan berkurang.
Fase ini sangat memerlukan bimbingan orang tua, karena bagi remaja yang belum memiliki kepastian identita sosial yang menjadi sangat patuh pada teman sebayanya karena menganggap mereka memilki kedudukan yang lebih tinggi dari pada dirinya, sehingga mengarahkan dirinya sendiri menjadi korban bullying, terlebih jika remaja itu sudah terlibat dalam suatu perkumpulan.
b)      Kencan
Ada tiga tahap yang menandai perkembangan hubungan romantis pada masa remaja, yaitu :
·       Ketertarikan terhadap hubungan romantis (11 – 13 tahun), hal ini dipicu oleh pubertas, dimana anak menjadi sangat tertarik dengan hubungan percintaan dan mulai menyukai obrolan dengan lawan jenis.
·                 Mengeksplor hubungan romantis (14 – 16 Tahun), pada tahap ini individu mulai melakukan hubungan romantis yang disebut kencan.
·       Menguatkan ikatan pasangan romantis (17 – 19 Tahun), diusia ketika masa sekolah menengah atas, hubungan romantis mulai beranjak serius dan mendekati hubungan romantis dewasa.

Kencan sudah seperti hal biasa bagi remaja, dan dianggap sebagai bagian dari perkembangannya, namun ternyata di Amerika ditemukan fakta dari hasil penelitian bahwa orang yang berkencan lebih berpotensi untuk melakukan penyalah gunaan narkotika dari pada orang yang tidak berkencan. Dalam beberapa kasus kencan juga bisa memicu konflik dalam keluarga.

D.    Masalah Sosio-Emosional Pada Remaja

a)      Kenakalan Remaja
Yang dimaksud perilaku kenakalan pada remaja adalah ketika seorang remaja melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku yang dianggap ilegal. Tingkat kenakalan diantara kelompok minoritas dan kelompok pemuda dengan status sosio-ekonomi tercatat lebih rendah.
Kenakalan remaja bisa disebabkan oleh :
·       Pola asuh yang tidak sesuai
·       Hereditas / keturunan
·       Lingkungan teman sebaya
·       Faktor kognitif seperti rendahnya kontrol diri dan kurangnya intelegensi
·       Label dari masyarakat.

b)      Depresi dan Bunuh Diri
Remaja dan orang dewasa lebih berpotensi untuk terkena depresi mayor dibanding anak anak, terutama pada usia 12 -15 tahun dan remaja putri yang beranjak dewasa cenderung memiliki mood depresif lebih tinggi dari pada remaja laki laki. Akibatnya, remaja perempuan mengalami akumulasi perubahan dan pengalaman hidup pada tahun tahun sekolah menengah atas yang dapat meningkatkan depresi. Diantara yang dapat meningkatkan mood depresif remaja adalah :
·       Faktor keluarga yang tidak harmonis
·       Pertemanan sebaya
·       Lingkungan yang tidak kondusif

Sementara salah satu dampak dari depresi tersebut adalah bunuh diri, beberapa tahun terakhir fenomena bunuh diri merepukan salah satu penyebeb kematian paling tinggi di Amerika dan dibeberapa negara di Asia. Diantara faktor yang mendorong mereka untuk bunuh diri selain akibat depresi itu sendiri diantaranya adalah rasa putus asa, rendah diri, rasa menyalahkan diri sendiri, rasa menjadi beban terhadap orang lain juga rasa kecewa terhadap kehidupan, cenderung lebih memiliki dorongan yang kuat untuk bunuh diri.
Untuk mengurangi tingkat depresi pada remaja , diantaranya dengan memberikan terapi kognitif, dengan mengingatkan mereka akan kemampuannya, mengkondisikan keadaan lingkungan agar sesuai dengan keadaan psikologis anak, serta menjadi teman berbagi untuk remaja tersebut. Selain itu  berikut adalah beberapa program yang dapat menekan masalah remaja .
·       Perhatian Individu yang intensif, program ini melibatkan orang dewasa terdekat bagi remaja tersebut, dengan mongkondisikan agar orang dewasa memberikan perhatian khusus pada remaja itu serta mengurusi kebutuhannya secara khusus, juga menajdai tempat konseling individu dan rujukan perawatan.
·       Pendekatan multiagensi masyarakat luas bersifat kolaborasi, metode ini biasa diterapkan dalam proses penanggulangan bagi kasus penyalahgunaan narkoba, dimana ada berbagai pihak yang dilibatkan untuk memberikan pendidikan komunitas.
·       Identifikasi dan intervensi dini, yakni upaya preventif dengan melakukan pendekatan pada anak anak sebelum mereka mengalami masalah yang serius.


KETERKAITAN ANTARA HASIL WAWANCARA, OBSERVASI DAN TEORI PSIKOSOSIAL REMAJA

            Narasumber merupakan seorang siswa kelas X pada SMA N 2 Kota Kupang. Narasumber bernama Lian Raja yang sering disapa Lian. Dia berasal dari Pariti dan di Kota Kupang tinggal bersama Kakak Laki-lakinya.
            Dalam Pergaulannya, pada awalnya Ia masih sedikit sulit karena belum terbiasa dengan lingkungan Baru. Dia masih sering malu-malu untuk bersosialisasi dengan tetangga-tetangganya. Namun, lama-kelamaan ih.a mulai terbiasa dan mulai bersosialisasi. Jika dikaitkan dengan teori Santrock (1997), maka ia berhasil melewati masa penyesuaian lingkungan sosial dengan baik yang berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya dalam pergaulan di lingkunga sekitarnya.
            Dalam aktivitsnya sehari-hari dia mulai sadar akan adanya suatu tanggungjawab yang lebih besar. Seperti harus pandai mengelolah uang dengan baik, harus membersihkan dan merapikan rumah.
Menurut observasi dan wawancara yang kami lakukan, anak ini (Lian) memiliki hubungan yang tidak begitu dekat dengan orang tua kandungannya melainkan lebih dekat dengan Opa dan Omanya. Hal ini disebabkan karena dia tinggal serumah dengan Opa dan Oma-nya saat masih di Pariti. Hal ini Menurut terjadi karena kedekatan emosional yang terbentuk dari kesehariannya yang lebih sering berinteraksi dengan Opa dan Oma-nya di bandingkan dengan orangtuanya.
Narasumber juga punya banyak teman. Namun tidak ada teman spesial (Pacar) maupun teman untuk diajak curhat.
Dari hasil wawancara, narasumber cukup aktif dalam beberapab kegiatan ekstrakulikuler di sekolah maupun diluar sekolah. Hal ini termasuk dalam sikap sosial remaja seperti yang di katakan Santrock (1997) sebagai Komformitas Positif.



Tag : Psikologi
0 Komentar untuk "Perkembangan Psiko-Sosial Remaja Berserta Hasil Observasi"

Back To Top