Tempat Berbagi Ilmu

Mengenal Apa Sih Anak Berkebutuhan Khusus dan 9 Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus



Di artikel ini kita akan mengenal tentang apa itu anak berkebutuhan khusus dan jenis anak berkebutuhan khusu yang ditandai dengan gangguan-gangguannya masing-masing

Anak Berkebutuhan Khusus
            Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial dan emosional) dalam proses pertumbuhan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan Bahasa isyarat.
Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan ke khususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.









Jenis-Jenis Gangguan Pada Anak Dengan Keterbatasan
1.         Disabilitas
a.       Pengertian
Disabilitas adalah ketidakmampuan anak dalam menerima pelajaran atau pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Disabillitas dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok, yaitu disabilitas fisik, mental dan fisik-mental.
Pada umumnya anak-anak penyandang disabilitas  mengalami kesulitan belajar membaca, menghitung dan memahami atau yang sering disebut Disleksia, Disgrafia dan Diskalkula.
         Disleksia
Disleksia adalah ketidak mampuan memahai dan mengerjakan, tidak dapat menuliskan dengan benar apa yang telah di dengr, pada umumnya disleksia.
         Disgrafia
Disgrafia adalah ketidak mampuan anak dalam menuliskan sesuatu, biasanya penyadang disabilitas disgrafia mengalami kesulitan dalam penulisan dan saat menuliskan sesuatu membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak-anak semuarnya.
         Diskalkulia
Diskalkulia adalah ketidak mampuan anak dalam materi hitungan, biasanya anak dengan penyandang diskalkulia tidak bisa menceritakan kejadian yang telah dialaminya dengan lengkap ( ada bagian-bagian yang hilang ). Sulit untuk mengoprasikan itungan ( + , - , x , : ).

2.         Penyebab dan strategi-strategi intervensi
Penyebab ketidak mampuan belajar sampai saat ini belum di ketahui, namun dari beberapa ahli ada yang berpendapat bahwa ketidak mampuan belajar ( disabilitas ) desebabkan oleh pertumbuhan saat berada pada janin, atau faktor genetik yang terdapat pada salah satu orang tua anak. Sehinga dalam hal ini faktor genetik juga berpengaruh. Selain itu, rata-rata anak dengan kelahrian berat badan dibawah rata-rata memiliki kemungkinan lebih besar mengalami disabilitas.
Strategi intervensi adalah pengulangan dalam pemberian materi belajar, dimana anak yang mengalami kesulitan belajar mendapatkan perhatian khusus dari seorang guru. Misalnya, Ani adalah siswa yang mengalami disleksia, dengan strategi intervensi maka seorang guru akan memberi waktu intensif terhadap Ani untuk memahami suatu materi hingga Ani memahami betul tentang materi yang telah diberikan.

3.         Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv atau yang biasa disebut ADHD adalah kondisi dimana anak kesulitan menerima instruksi guru dan mudah terganggu. Anak ADHD cenderung tidak dapat duduk diam selama lebih dari beberapa menit pada suatu waktu.
Karakteristik  ADHD adalah :
1.     Kurang mampu memperhatikan
Anak mengalami kesulitan kesulatan fokus pada satu hal dan mungkin bosan dengan tugas setelah hanya beberapa menit. Satu studi menemukan bahwa masalah dalam mempertahankan perhatian adalah jenis yang paling umum dari masalah perhatian pada anak-anak dengan ADHD .
2.     Hiperaktiv
Anak hiperaktiv menunjukan tingginya tingkat aktivitas fisik, hampir seakan semua menjadi gerakan.
3.     Implusif
Mengalami kesulitan membatasi reaksi mereka dan tidak melakukan pekerjaan berpikir dengan baik sebelum bertindak.
Anak-anak dengan ADHD layar, mereka dapat didiagosis sebagai :
(a) ADHD anak dengan didiagnosis dengan kurangnya kemampuan untuk memperhatikan, (b) ADHD anak dengan hiperaktiv dan Implusif, (c) ADHD  dengan kurangnya perhatian dan hiperaktiv/ implunsif,
Penentu ADHD paling sulit ditentukan karena, sangat familiar, dalam khasus anak – anak ADHD pihak sekoalah tidak  boleh menilai atau mendiagnosis anak mengalami gangguan ADHD, karena hanya spesialis saja yang dapat memndiagnosis hal teersebut, karena jika pihak sekolah yang memberikan penilaiaan tersebut dapat memperburuk citra sekolah dan guru.
Penyebab definitif ADHD masih belum ditemukan, namun penelitian menunjukkan beberapa anak mewarisi kecenderungan ADHD dari orang tua mereka (Durston,2010; Tripp & Wickens, 2009). Anak lain mungkin mengembangkan ADHD karena kerusakan otak mereka selama perkembangan janin atau setelah melahirkan. Kerusakan yang terjadi biasanya membuatb pertumbuhan otak menjadi tak normal, khususnya otak bagian prefontal.

4.     Keterbelakangan mental
a.       Pengertian
Retardasi mental adalah kondisi sebelum 18 tahun yang di tandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia dewasa. kemampuan adiptif adalah kematangan diri dan sosial  seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari sesuai dengna usia dan berkaitan dengan budaya kelompok. akan tetapi klasifikasi retardasi mental lebih tergantung pada hasil penilaian IQ dari pada kemampuan adaptif.
Retardasi merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar, terutama bagi negara berkembang di perkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi, dan hampir 3% mempunyai IQ di bawah70. sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan, karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan sepanjang hidupnya. (swaiman KF, 1989).
Terdapat beberapa klasifikasi tingkat retardasi mental, diantaranya Retardasi mental ringan (IQ 52-69), Retardasi mental sedang (IQ 36-51), Retardasi mental berat (IQ 20-35) dan Retardasi mental sangat berat (IQ dibawah 20)
      
b.       Faktor- Faktor
Secara garis besar faktor penyebab Retardasi Mental dapat di bagi menjadi 3, yaitu:
1.      Faktor genetik
•Kelainan jumlah kromosom, misalnya trisomi kromosom 21 atau di kenal dengan mongolia atau down syndrome.
                                    •Kelainan bentuk kromosom  
2.  Faktor Kerusakan Otak
Kerusakan otak dapat disebabkan oleh banyak infeksi yang berbeda dan bahaya lingkungan (Hodapp & Dykens, 2006). Infeksi pada ibu hamil, seperti rubella (campak Jerman), sifilis, herpes dan AIDS dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak. Ada juga Meningitis dan Ensefalitis yang dapat berkembang dimasa kecil.
3.  Faktor Lingkungan
     Bahaya lingkungan yang dapat mengakibatkan keterbelakangan mental meliputi pukulan ke kepala yang menyebabkan cedera dan sebagainya, kekurangan gizi, keracunan, cedera lahir, dan alcohol atau minuman berat dari wanita hamil (Berine-Smith, Patton & Kim, 2006).

c.      Ciri-ciri
Penderita retardasi mental bisa dikenali dengan,
1. Penampilan fisik tida seimbang, isalnya kepala terlalu keci/besar, mulut melono, mata sipit atau mongoloid, badan bungkuk
2. Kecerdasan terbatas.
3. Tidak dapat menguru diri sendiri tanpa bantuan orang lain sesuai usia.
4.Perkembangan bahasa sangat terbatas
5.Tidak ada /kurang sekali dengan keadaan lingkungan (pandangan kosong) dan perhatiannuya labil, sering berpindah-pindah.
6. Sering ngiler, atau keluar cairan dari mulut.
7. Koordinasi gerakam kurang. tidak terkendali.

5.      Gangguan Fisik
Gangguan fisik pada anak meliputi ortopedi seperti cerebal plasy,dan gangguan kejang, banyak ddengan gangguan fisik memerlukan pendidikan khusu dan layanan terkait, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan, dan laanan psikologi. Gangguan fisik meliputi,
a.    Ortopedi, adalah gangguan keterbatasan masalah gerakan, karena otot dan tulang sendi. Ortopedi dapat disebabkan karena gangguan prenatal atau perinatal dapat juga karena penyakit atau kecelakaan. Sedangkan cerebal plasy adalah gangguan gerakan bicara atau gemetar, penyebab utama cerebal plasy adalah kurangnya suplai oksigen saat lahir.
b.    Gangguan kejang, sering dikenal dengan epilepsi, merupakan gangguan neurologis yang ditandai dengan diserangnya sensor motorik berulang-ulang, atau gerakan kejang kejang. Anak-anak yang mengalami kejang biasanya diobati dengan obat anti-konsulvan yang sering lebih efektif mengurangi kejang.

            6.       Gangguan Sensorik
                     Gangguan Sensorik meliputi tunanetra dan tunarungu.
a.    Gangguan penglihatan gangguan penglihtan anak terjadi dengan perbandingan 1 : 1000 anak, dengan kata lain gangguan penglihatan masih sangat kecil, gangguan penglihatan dapat diatasi dengan berbiccara pelan saat di depan kelas.
b.    Gangguan pendenganran membuat belajar anak sangat sulit, gangguan pendengaran saat kelahiran pertama dengan tingkat keparahan yang signifikan sangat berpengaruh pada kemampuan bahasa anak itu sendiri, pendekatan belajar bagi siswa pendenganran dapat melalui 2 tahap, yaitu : pendekatan lisan dan manual.

7.      Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan dimaksud dengan gangguan bicara dan bahasa adalah terjadinya gangguan atau keterlambatan pada anak dalam berbicara atau menggunakan bahasa di dalam kehidupan sehari-harinya.Anak mengalami keterlambatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan di usianya.
Gangguan bicara dan bahasa berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut, seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan ini bisa dimulai dari bentuk yang paling sederhana, seperti bunyi suara yang ‘tidak normal’ (sengau atau serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk berbicara dan makan.
Yang termasuk dalam gangguan wicara dan bahasa antara lain: gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan, gangguan bahasa (reseptif bahasa dan bahasa ekspresif).

8.       Ganguan Spektrum Autisme
Gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder-ASD), juga disebut gangguan perkembangan pervasive, berkisar dari gangguan parah yang disebut gangguan autis sampai gangguan ringan yang disebut sindrom Asperger.
Konsensus saat ini adalah bahwa penyebab autism merupakan disfungsi otak dengan kelainan pada struktur otak dan neurotransmitter (Anderson & lain, 2009). Faktor genetik mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan spektrum autism (El-Fishawy &Negara, 2010; Shen & lain, 2010).

9.      Gangguan Emosi dan Perilaku
Gangguan emosi dan perilaku adalah sesuatu yang sering melibatkan masalah hubungan secara kuat, agresi, depresi, kekhawatiran terkait dengan hal-hal pribadi atau sekolah, serta karakteristik sosioemosional lainnya. Istilah gangguan emosional (emotional disturbance-ED) baru-baru ini telah digunakan untuk menggambarkan anak-anak dari jenis tersebut di mana perlu diciptakan rencana belajar individual bagi mereka.

Tag : Psikologi
0 Komentar untuk "Mengenal Apa Sih Anak Berkebutuhan Khusus dan 9 Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus"

Back To Top