Tempat Berbagi Ilmu

PSIKOANALISIS : Proses Terapi Psikoanalitik (Psikodinamika)




Tujuan – tujuan teurapetik

Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada mengalami kembali pengalaman – pengalaman masa kanak – kanak. Pengalaman – pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui. Pengalaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan – perasaan dan ingatan – ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.


Fugsi dan peran terapis

Karakterisitk psikoanalisis adalah terapis atau analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Proyeksi – proyeksi klien, yang menjadi bahan terapi, ditafsirkan dan dianalisis. Analisis terutama berurusan dengan mambantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara realistis, serta dalam memperolah kendali atas tingkah laku yang impulsive dan irasional. Yang banyak dilakukan oleh analis adalah mendengar dan klien berbicara. Analis mendengar kesenjangan – kesenjangan dan pertentangan – pertentangan dari cerita klien, mengartiakn mimpi, mengamati klien secara cermat, dan peka terhadap isyarat – isyarat yang menyangkut perasaan klien.


            Pengalaman Klien Dan Terapi

Klien harus bersedia melibatkan diri ke dalam proses terapi yang intensif dan berjangka panjang. Terapi biasanya dilakukan beberapa kali dalam seminggu dengan rentan waktu 3 sampai 5 tahun dan pertemuan nya biasa dilakukan selama satu jam. Setelah beberapa kali tatap muka dengan analis, klien kemudian melakukan asosiasi bebas yakni mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Proses asosiasi bebas ini diketahui sebagai aturan yang fundamental.
Klien mencapai kesepakatan dengan analis mengenai pembayaran dan juga pertemuan terapi pada waktu tertentu serta bersedia terlibat dalam proses yang intensif. Klien t secara khusus diminta untuk tidak mengubah gaya hidup selama periode analisis.
Selamat terapi kalian bergerak melalui tahapan-tahapan berikut :
·         Membangun hubungan dengan analisis
·         Mengalami krisis treatment
·         Memperoleh pemahaman atas masa yang tidak disadari
·         Mengembangkan resistansi-resistansi untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri
·         Membangun suatu hubungan transferensi dengan analis
·         Memperdalam terapi
·         Menangani resistansi-resistansi dan masalah yang tersingkap
·         Mengakhiri terapi

Hubungan antara terapi dan klien

Hubungan kalian dan analis di konseptual akan dalam proses transferensi yang menjadi inti pendekatan psikoanalitik. Transfersi mendorong clean untuk mengalamatkan pada analis urusan yang tak selesai, yang terdapat dalam hubungan kalian di masa lampau. Pemberian treatment mencakup rekonstruksi klien dan menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau. Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik-konflik masa dininya yang mencakup cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan dan dendamnya, klien akan membawa konflik-konflik itu ke saat sekarang mengalaminya kembali dan menyangkutkan pada analis. Sehingga analis menjadi pengganti orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupan klien. Jika terapi diinginkan memiliki pengaruh yang menyembuhkan maka hubungan tranferensi harus digarap. Proses pengharapan melibatkan eksplorasi oleh klien atas kesejajaran-kesejajaran antara pengalaman masa lampau dan pengalaman masa kini. Maka pengharapan nya memerlukan jangka waktu yang panjang bagi keseluruhan proses terapeutik.
Jika analis mengembangkan pandangan yang tidak selaras yang berasal dari konflik-konfliknya sendiri maka akan terjadi kontratransfersi. Kontratransfersi ini bisa terdiri dari perasaan tidak suka atau ketertarikan dan keterlibatan yang berlebihan. Kontratransfersi dapat mengganggu kemajuan terapi karena reaksi-reaksi dan masalah-masalah analis sendiri akan menghambat penanganan masalah-masalah klien. Analis diharapkan agar relatif objektif dalam menerima kemarahan, cinta, bujukkan, kritik dan perasaan-perasaan lain yang kuat dari klien. Jika analis tidak mampu mengatasi kontratransfersi, maka dia diajukan agar kembali menjalani analisis pribadi. Sebagai hasil hubungan terapeutik, khususnya pengharapan situasi transferensi, klien memperoleh pemahaman terhadap pisikodinamika-psikodinamika tak sadarnya. Klien mampu memahami asosiasi antara pengalaman-pengalaman masa lampaunya dengan kehidupan sekarang. Pendekatan psikoanalitik berasumsi bahwa kesadaran diri ini bisa secara otomatis mengarah pada perubahan kondisi klien.

Tag : Psikologi
0 Komentar untuk "PSIKOANALISIS : Proses Terapi Psikoanalitik (Psikodinamika)"

Back To Top