Gangguan Mental / Psikologis : Anxiety
Disorder (Gangguan Kecemasan)
Fobia adalah takut yang irasional pada suatu objek atau situasi
tertentu. Artinya, objeknya memang jelas, tatpi alasannya tidak masuk akal atau
tidak jelas. Misalnya, takut gelap, takut pada kucing, takut di tempat ramai,
takut dalam ruang yang tertentu dan sebagainya.
Anxiety atau cemas, adlah
takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya. Pada orang
normal sering terjadi rasa cemas yang normal. Sebagi contoh, seorang ibu yang
selalu cemas jika anak gadisnya keluar malam dengan teman-temannya. Dia
khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada anaknya. Apa yang
dikhawatirkannya, dia tidak tahu pasti. Mungkin, sang ibu terlalu banyak
mmebaca koran atau menonton TV tentang perkosaan. Padahal, selama ini anak
gadisnya itu selalu pulang dengan selamat. Kalau masih sekedar khawatir, masih
tergolong takut yang rasional, tetapi kalau khawatir itu sudah disertai dengan
tanda-tanda atau gangguan fisik dan emosi yang intensif, seperti keluar
keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit kepala, tekanan darah naik,
tdiak bisa tidur, gelisah, dan sebagainya, maka kekhawatiran itu sudah bisa
digolongkan pada kecemasan. Jika kecemasan itu berlanjut dan terus-menerus
(kronis), bisa menimbulkan fatigu
atau kelelahan mental, dan depresi. Oleh karena itu, kecemasan selalu disertai
dengan gejala atau sindrom depresi, tetapi tidka semua depresi disebabkan oleh
kecemasan. Dengan demikian, kecemasan yang kronis memerlukan bantuan untuk
mengatasinya.
Kecemasan
bisa berawal sejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahap demi tahap.
Misalnya, kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering dikunci di kamar
sendirian sementara ibunya berbelanja. Di sisi lain kecemasan bisajuga terjadi
setelah suatu peristiwa yang menimbulkan trauma mental. Pascabencana tsunami
2004 di Aceh, banyak penduduk Aceh yang selamat mengalami kecemasan berat.
Begitu juga pascagempa bumi atau pascaperang. Penderita kecemasan
pascaperistiwa traumatis ini diberi sebutan khusu, yaitu PTSD (Posttraumatic stress disorder) dan untuk
mereka pakar psikologi telah mengembangkan berbagai teknik psikoterapi yang
dasarnya adalah terapi perilaku-kognitif (cognitiv
behavior therapy) untuk orang dewasa dan terapi bermain unutk anak-anak.
Untuk penderita kecemasan di luar PTSD kadanag-kadang psikiater memberikan juga
obat-obatan, karena ada kemungkinan pengaruh dari faktor neurologis terhadfap
timbulnya kecemasan itu. Tetapi, dalam kenyataan sangat sedikit atau hampir
tidak ada penderita kecemasan yang disebabkan murni oleh faktor neurologis.
Hampir semua disebabkan oleh faktor psiko-sosial dan lingkungan.
Jenis-jenis
kecemasan antara lain dalan generalized
anxiety disorder atau kecemasan umum, yang terdapat pada perempuan dua kali
lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak fokus pada objek atau situasi
tertentu, tidak spesifik atau mengambang (free
floating). Orang yang bersangkutan bisa bilang bahwa dia cemas, takut,
tetapi tidak bisa menyebutkan apa yang dicemaskannya dan mengapa dia cemas.
Yang jelas, dia tidak bisa mengontrol emosi takutnya dan reakis takut pada
tubuhnya (otot-otot tegangm jantung berdebar, sakit kepala, tidak bisa tidur
dan sebagainya)
Jenis
yang lain adalah panic disorder atau
panik, yaitu perasaan teror yang intenns, gemetar, bingung, mau muntah, sesak
napas, dan merasa dunia akan kiamat. Walaupun bisa muncul begitu saja, rasa
panik ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan, stres yang
berkelanjutan, atau setelah latihan olahraga. Reaksi fisik yang intens bisa
terjadi selama sepuluh menit atau kurang, tetapi dampaknya bisa terjadi
berjam-jam sesudahnya. Mereka yang mendapat serangan panik sehabis berolahraga
mengira dirinya mendapat serangan jantung, dan dilarikan ke Unit Gawat Darurat,
namun setelah diperiksa dia sehat-sehat saja.
Berikutnya
adalah social anxiety disorder atau disebut juga fobia sosial.
Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang
lain. Termasuk dalam golongan ini adalah “demam panggung”, yaitu orang yang
takut untuk tampil di depan umum (berkeringat dingin dan gemetar setiap kali
harus membacakan laporan di depan rapat, atau untuk menerangkan PR-nya di dpean
kelas). Pada remaja laki-laki banyak terdapat gejala “malu-malu kucing” (love shyness), yaitu takut-takut untuk
bergaul dengan lawan jenis.
Separation anxiety atau cemas menghadapi
perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu ketika anak itu harus berpisah
dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman dan terlindung, misalnya
ketika anak itu harus ditinggalkan sendirian di kelas di Taman Kanak-Kanak(TK).
Jika gejala ini terjadi pada anak, khususnya jika tidak berlangsung lama, maka
tidak termasuk gangguan mental. Jika hal ini terjadi pada orang dewasa, apalagi
berulang-ulang terjadi, maka perlu dibantu mengatasinya oleh psikiater atau
psikolog klinis. Contoh yang menarik adalah salah satu tokoh dalam buku Laskar
Pelangi, Trapani. Dia masuk RSJ Belitong dengan diagnosis separation anxiety.
Tag :
Psikologi
0 Komentar untuk "Gangguan Mental / Psikologis : Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)"